Mohon tunggu...
Bayu Arif Ramadhan
Bayu Arif Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - 22 thn, Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menulis sebagai hobi dan pengisi luang waktu

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Guardiola dan City: Ekspektasi Boleh, Tapi ...

3 Februari 2016   17:04 Diperbarui: 3 Februari 2016   17:13 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari ini, penggemar sepakbola dunia pastilah gempar akan penunjukan 'diam-diam' Josep Guardiola untuk menukangi Manchester City mulai musim depan. Dengan durasi kontrak selama 3 musim seperti yang diungkapkan web resmi Manchester City kepada publik (1/2). Pengumuman yang dalam isinya juga penghormatan manajemen kepada pelatih City sekarang, Manuel Pellegrini yang otomatis musim depan masa jabatannya beralih tongkat ke tangan Josep Guardiola.

Publik tidaklah asing dengan Guardiola yang termasuk jajaran pelatih muda top dunia. Klub - klub elit Eropa, termasuk klub-klub besar dari Inggris pasti mengincarnya. Bahkan santer dihembuskan isu sejak lama bahwa Guardiola akan melatih di Inggris setelah Bayern Munich yang dilatihnya seolah tak mempunyai pesaing di Liga Jerman sepanjang 3 musim kepelatihannya, sehingga membuatnya butuh tantangan baru.

Meski belum pernah menggapai piala Liga Champions bersama Munich, tampaknya Guardiola sudah cukup jenuh dengan atmosfir persaingan tim Bundesliga dimana Munich selalu menjadi juara selama 3 musim dengan terpaut poin cukup jauh dari posisi tim papan atas lain seperti Dortmund atau Wolfsburg. Mereka seolah berlari sendiri di puncak klasemen.

Tunggu, tapi itu Guardiola di Liga Jerman. Bayern Munich sudah terlalu identik sebagai penguasa tunggal liga, dimana pengkudeta mereka pun bisalah disebut suatu fenomena. Dortmund, Wolfsburg, Gladbach sempat mengganggu Munich namun pada akhirnya para "pemberontak" ini tak berdaya dan harus menyerah lagi pada sang penguasa. Bagaimana Guardiola sebelumnya dengan Barcelona? Setali tiga uang, Liga Spanyol pun terlalu lekat dengan monopoli tim besar. Barcelona - Real Madrid adalah rivalitas abadi yang tak bisa digugat.

Terlebih pemain terbaik dunia seperti Leo Messi ada dalam tim asuhannya di Barcelona.Menjadikan Messi sebagai aktor utama dan dengan kejeniusannya merancang gaya tiki-taka, Barcelona bersamanya tak terhentikan. Sama seperti Bayern Munchen yang ia suntik juga oleh gaya tiki-taka, dan tak terhentikan walau dengan aktor lain yaitu Robert Lewandowski.

Kali ini Guardiola akan menjejak atmosfir Liga Inggris. Sesuatu yang jauh berbeda dari Spanyol dan Jerman sebagai ranah suksesnya. Dengan kekuatan finansial tak terbatas, pemain bintang macam Sergio Aguero atau David Silva, dan kemungkinan mendatangkan mantan anak emas Guardiola macam (Lionel) Messi atau (Robert) Lewandowski, di atas kertas fans City boleh saja menaruh ekspektasi timnya untuk menjadi raja dengan permainan amat menghibur.

Tapi.. ingatlah  Liga Inggris adalah anomali. Buka ingatan dimana pelatih top seperti Jose Mourinho bisa seolah kehilangan akal setelah membawa Chelsea menjadi raja Inggris sebelumnya dan ia terdepak. Louis van Gaal di MU bisa seolah kehilangan sentuhan emas masa lalunya sebagai pelatih sukses berbagai klub besar bahkan setelah membawa Belanda begitu fenomenal di Piala Dunia, meski masih beruntung nasibnya dibanding Mourinho. Leicester City yang dulu diremehkan karena pupuk bawang, kini membuat merah muka klub-klub elit karena sampai pekan ini mereka adalah penguasa klasemen liga.

Fans City juga harus mengingat dengan bijak, Liga Inggris bukan tempat ramah untuk bermain sepakbola indah. Arsenal sudah membuktikan dengan satu dekade tanpa gelar liga, walau filosofi bermain enak dilihat mata.

Dengan filosofi permainan fisik, fans City juga harus mengingat bagaimana Barcelona dengan Guardiola selalu keok jika bermain di Inggris walau ada Lionel Messi. Selain itu, Liga Inggris akan menyediakan kompetitor sengit untuk taktik Guardiola dalam diri pelatih top dan lebih senior lain macam Van Gaal, Jurgen Klopp, Guus Hiddink, maupun Arsene Wenger dan Alan Pardew. Yang mana mereka telah kenyang mengecap asam garam Liga Inggris terlebih dahulu dibanding Guardiola.

Jadi, silakan berekspektasi akan kedatangan Josep Guardiola bersama segudang modal City yang menjanjikan. Tapi ... berekspektasilah dengan bijak karena perjalanan musim di Liga Inggris adalah seperti novel yang menyediakan banyak plot-twist tak terduga di setiap musimnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun