Mohon tunggu...
Bayu Ssetyaji
Bayu Ssetyaji Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Nature

Inovasi Baglog Tongkol Jagung Mahasiswa UKSW

11 November 2018   06:54 Diperbarui: 11 November 2018   07:24 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Channel Youtube Icha

Di indonesia jamur banyak dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat indonesia karena jamur memiliki citarasanya yang begitu enak dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi.

Pada event expo pada tanggal 26 Oktober 2018 dengan tema Teknologi Pertanian tepatnya dihalaman fakultas FBS UKSW Salatiga ada salah satu stan yang membuat saya tertarik untuk melakuakan perbincangan dan mengajukan beberapa pertanyaan. Stan tersebut milik kelompoknya yang bernama andi yang merupakan salah satu anak fakultas pertanian UKSW. 

Beliau berhasil melakuakan inovasi dengan  membudidayakan jamur tiram dengan menggunakan tongkol jagung, lalu muncul bebagai pertanyaan dalam pikiran dan benak saya sebagai berikut Kenapa harus budidaya jamur ? Kenapa harus menggunakan tongkol jagung (orang jawa sering menyebutnya dengan janggel jagung) ? 

Bagaimana cara membuat media tanam atau baglog tersebut sampai berhasil memunculkan inovasi yang menurut saya masih asing? Bagaimana cara perawatan jamur supaya tumbuh dengan baik ?

Menurut tutur kata beliau melakukan budidaya jamur tiram, jamur tiram mudah dibudayakan dangan memanfaatkan lahan disekiatar beliau yang kosong dengan melihat prospek bisnis yang terbuka lebar beliau memanfaatkan lahan tersebut selain itu menambah pengasilan atau uang jajan beliau, langkah awal budidaya ini bisa dijadikan oleh aset beliau untuk melakukan usaha .

Mengapa menggunakan tongkol jagung ?

Tongkol jagung sendiri dianggap oleh masyarakat adalah limbah dan mengalami proses penguraian yang relatif lama untuk mengurangi hal ini beliau mengumpulkan tongkol jagung itu dengan menggunakan tongkol tersebut sebagai media tanam dan ternyata hal ini cukup berhasil untuk budidaya jamur didaerah Salatiga. Beliau menuturkan menggunakan media  tongkol jagung sendiri memiliki kelebihan dari pada menggunakan media yang lain yaitu dengan menggunakan tongkol jagung proses pembentukan jamur lebih cepat karena tongkol jagung memiliki sifat yang tidak begitu keras selain itu tonggol jagung juga masih mempunyai kandungan gula sehingga gula ini mempercepat pertumbuhan jamur.

http://www.taryono.com
http://www.taryono.com
Bagaiman pembuatan media baglog ?

Untuk pembuatan media baglog sendiri Pertama tempat yang digunakan harus tersedia, kedua perlatan yang digunakan adalah cangkul, skop, alat untuk mengayak jika penghalusan tongkol jagung dengan manual ketiga setelah tempat siap, alat siap, bahan baku terutama tongkol jagung hal yang perlu dilakukan adalah menyipkan tongkol jagung kemudian tongkol tersebut dilakukan penghalusan dengan cara diselep atu ditumbuk jika secara manual, kempat untuk memulai pembuatan baglog pada ummnya penggunaan beglog adalah dengan menggunakan serbuk gergaji tapi untuk inovasi kali ini yang digunakan adalah dengan menggunakan tongkol jagung yang sudah dihaluskan, bekatul, kapur. 

Untuk langkah yang kelima adalah pencampuran serbuk tongkol jagung tersebut dengan katul dan kapur,  untuk perbandinganya sendiri untuk pembuatan media diarea salatiga setiap 100 kg tongkol jagung halus ditambahkan 10 -- 15 kg tergantung dengan lokasinya dan untuk kapurnya dengan 1- 3 kg dicampur dengan cangkul dan diulang sebanyak dua kali yang ketiga dapat dilakukan pencampuran dengan tangan dengan tujuan biar campuran yang homogen jika tidak tercampur dengan rata maka akan muncul jamur liar jangan lupa yang perlu diperhatikan lagi adalah kadar air pada media baglog sekitar 60% untuk mengetahui kadar air tersebut maka pegang media menggunakan tangan apakah media tersebut tidak lepas atau hancur dan tidak meleleh airnya berarti kondisi hal ini sudah sesuai dengan harapan. 

Selanjutnya dilakukan pengeraman ditutup dengan plastik atau terpal agar media tersebut biar bisa menghasilkan panas dengan rata selama kurang 1 hari Selanjutnya media dimasukan kedalam plastik dan dipres menggunakan alat atupun botol jika secara manual tapi penggunaan botol ini tidak merata dan diberi ring sebagai tempat bibit tiram yang akan dibudidayan ditutup dengan menggunakan kapas sebagai filter untuk pertukan oksigen selanjutnya dapat ditutup menggunakan plastik atau krop.selanjutnya media disterilkan menggunakan autoclave ataupun panci presto jika manual dengan tujuan patogen maupun mikro organisme yang tidak dikehendaki mati. Media yang sudah jadi diberi bibit jamur tiram dan ditempatkan pada ruangan inkubasi suhu diatur 26-28 0C.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun