Usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Mereka adalah ujung tombak perputaran ekonomi dalam negeri. Keterpengaruhan sektor UMKM eksportir sebagai yang paling tinggi (95.4%) dilaporkan merupakan imbas langsung dari PSBB, yang membuat ruang menuju sasaran produk mengalami kendala. Penjarakan sosial yang kemudian dikenal sebagai social distancing juga turut menjadi faktor pemicu hambatan distribusi sehingga menyebabkan terjadi penurunan omzet penjualan dari UMKM eksportir ini.Â
Semenjak Covid-19 ditetapkan berstatus pandemi, ada banyak sektor ekonomi domestik dan global yang terpengaruhi. Dampak pandemi paling terasa terjadi pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap segala aspek kehidupan, tak terkecuali Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).Seperti diketahui, UMKM memiliki peran penting dalam mempertahankan perekonomian bangsa. Tak hanya itu, UMKM menyerap 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja dan menyumbang sebesar 60,34% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.Â
Dengan besarnya jumlah pelaku UMKM, maka dampak pandemi ini akan sangat terasa oleh para UMKM. Bahkan, ini dapat menghambat pertumbuhan perekonomian nasional.indikator keterpangaruhan masih didominasi oleh faktor: (1) turunnya omzet penjualan, (2) sulit mendapatkan modal, dan (3) sulit mengakses bahan baku industri.Â
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mendukung digitalisasi UMKM lewat program Pahlawan Digital UMKM. Digitalisasi diharapkan memperluas jangkauan penjualan bagi pelaku UMKM. Kebijakan yang dilakukan pemerintah ini merupakan upaya mendorong potensi UMKM untuk mencapai titik optimal.