Mohon tunggu...
Bayu Samudra
Bayu Samudra Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Semesta

Secuil kisah dari pedesaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menangani Masalah Fobia pada Anak

26 Februari 2021   09:25 Diperbarui: 28 Februari 2021   12:37 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang mengalami fobia (foto dari riliv.co)

Peran penting orang tua dalam memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak, harus benar-benar ditunjukkan pada anak yang memang memiliki ketakutan berlebih. 

Sebab, apabila dibiarkan rasa ketakutan ini akan menjadi sebuah penderitaan dalam diri anak. Sehingga mengakibatkan terganggunya kejiwaan anak. Bila sudah menyangkut masalah psikologis, maka akan sangat sulit untuk menangani lebih lanjut, karena penanganan yang salah telah dilakukan oleh orang tua dengan cara membiarkan rasa ketakutan anak tersebut.

Untuk itu, orang tua kudu meluangkan waktu yang lebih banyak kepada anak, terlebih anak yang mengalami masalah, seperti fobia. Memberikan kehangatan (hubungan yang lebih baik antara orang tua dan anak). Memberikan dukungan dan kepercayaan kepada anak untuk menghadapi rasa ketakutannya. 

Keempat, mengarahkan pola pikiran anak agar lebih realistis.

Hal ini diberikan ketika anak memang cukup sulit menghilangkan ketakutan dalam diri anak. Menganalisis objek ketakutan anak dengan menguraikan, sebab akibat yang akan ditimbulkan apabila anak berkontak langsung dengan objek ketakutannya. Artinya memberikan gambaran terhadap pola pikir anak agar lebih realistis dalam menyikapi rasa ketakutan dalam diri anak.

Misalnya, seorang anak fobia terhadap kucing. Ini disebabkan oleh trauma yang tidak ditangani dengan benar oleh orang tua, sehingga anak memiliki ketakutan berlebih terhadap kucing. Pernah dicakar yang membuat tangannya terluka cukup parah hingga menerima penanganan medis.

Orang tua harus menganalisis, sebab akibat dari tingkah kucing yang mencakar tangan anak. Mulai dari penyebab. Apakah anak bermain-main dengan kucing atau secara tidak sengaja menginjak ekor kucing atau memukul kucing, sehingga kucing langsung refleks untuk mencakar tangan anak. Tidak ada yang salah dengan perilaku kucing, karena ini merupakan bentuk perlindungan diri kucing, apabila memang diperlukan saat lingkungan tidak mendukung aktivitas kucing tersebut. 

Apabila benar, sang anak tidak sengaja menginjak ekor kucing, memukul kucing atau sengaja mempermainkan kucing, maka jangan salahkan kucing. 

Di sinilah peran orang tua untuk mengarahkan perilaku anak agar lebih baik kepada kucing. Tentunya harus berperilaku baik kepada semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya di sana.

Dengan demikian, orang tua akan memberikan solusi untuk bertingkah laku baik kepada kucing tentunya. Jangan memukul kucing apalagi menginjak ekornya. Dengan begini anak akan paham, bahwa apa yang yang dilakukan oleh kucing merupakan kesalahan yang telah anak perbuat.

Melalui percontohan tersebut, anak akan berpikir lebih realistis, lebih nyata. Bahwa apabila anak dengan sengaja menginjak ekor kucing, memukul kucing, tentunya kucing langsung mencakar tangan atau kaki si anak. Sehingga anak akan menghindari perilaku-perilaku yang menyebabkan kucing bertindak kasar atau melukai dirinya.

Kelima, menjelaskan masalah fobia anak secara pelan-pelan dengan pengertian yang lebih kongkrit.

Orang tua tentu harus mengidentifikasi mengenai fobia apa yang dialami oleh anak. Ketika sudah berhasil mengidentifikasi, maka segera tentukan solusi apa yang akan diberikan oleh kita selaku orangtua dalam menangani fobia pada anak. Dengan begitu, kita dapat menjelaskan masalah fobia yang diderita anak secara perlahan dan bertahap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun