Terdapat cukup banyak jenis material yang dapat digunakan untuk menambal gigi, namun yang umum digunakan di Indonesia adalah amalgam, resin komposit, dan GI (Glass Ionomer). Namun diantara bahan-bahan tambalan yang ada, Amalgam memiliki keunggulan dalam hal ketahanan. Bahan Tambalan Amalgam adalah bahan tambal berbahan dasar logam, di mana komponen utamanya dibagi atas cairan atau juga disebut liquid dan bubuk. Liquid Amalgam berasal dari logam merkuridan bubukterdiri dari logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga. Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras.
Sejauh ini amalgam adalah bahan tambal yang paling kuat dibandingkan dengan bahan tambal lain dalam melawan tekanan kunyah, sehingga amalgam dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama di dalam mulut (pada beberapa penelitian dilaporkan amalgam bertahan hingga lebih dari 15 tahun dengan kondisi yang baik) asalkan tahap-tahap penambalan sesuai dengan prosedur. Kelebihan bahan tambalan Amalgam ada pada Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, tidak seperti bahan lain yang pada umumnya lama kelamaan akan mengalami aus karena faktor-faktor dalam mulut yang saling berinteraksi seperti gaya kunyah dan cairan mulut. Selain tahan terhadap aus, Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan resin komposit, di mana sedikit kesalahan dalam salah satu tahapannya akan sangat mempengaruhi ketahanan dan kekuatan bahan tambal resin komposit dan juga untuk tambalan Amalgam biaya relatif lebih rendah.
Dibalik kelebihan tentunya pasti ada kekurangan. Tambalan Amalgam secara estetis (penampilan) dinilai kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi, sehingga tidak dapat diindikasikan untuk gigi depan. Juga untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama dalam beberapa kasus yang ada tepi-tepi tambalan yang berbatasan langsung dengan gigi dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi sehingga tampak membayang kehitaman. Kekurangan lainnya dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam, sejumlah pasien ternyata alergi. Selain itu, beberapa waktu setelah penambalan pasien terkadang sering mengeluhkan adanya rasa sensitif terhadap rangsang panas atau dingin. Namun untuk hal itu mumnya keluhan tersebut tidak berlangsung lama dan berangsur hilang setelah pasien dapat beradaptasi. Hingga kini issue tentang toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan. Pada negara-negara tertentu ada yang sudah memberlakukan larangan bagi penggunaan amalgam sebagai bahan tambal. Indikasi tambalan Amalgam adalah untuk Gigi molar (geraham) karena menerima beban kunyah paling besar. Tambalan Amalgam dapat digunakan pada gigi tetap maupun pada anak-anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI