Mengapa seringkali kita jatuh cinta kepada orang yang tidak bisa kita miliki?, apakah egoisme diri harus dihapuskan? agar cinta dapat tumbuh, berbunga dan kemudian mekar.Â
Mungkin beberapa dari kita pernah mendengar pepatah yang berbunyi "dapat yang dihati belum tentu dapat sekehendak hati". Kapan pun kita menemukan yang kita rasa paling pas, tetap saja selalu ada yang tidak sesuai, tidak ada yang benar benar sempurna.Â
Kita suka sesuatu belum tentu pula sesuatu itupun akan kita dapatkan. Sebaliknya terkadang sesuatu yang kita hindari justru hal tersebutlah yang paling sempurna untuk kita.Â
Adakah? Kemungkinan kita akan jatuh cinta dan mendapatkan seseorang yang kita inginkan? Ataukah hanyalah angan yang dapat selalu kita bayangkan?Â
Salahkah ketika kita masih berharap pada sesuatu yang kita impikan? Ataukah menyerah pada keadaan lalu lupakan? Terima takdir yang ada didepan, ataukah perjuangkan keinginan serta harapan.Â
Kalimat yang seringkali menjadi tanya, apakah hati harus dikeraskan ataukah ego yang harus dilunakkan.Â
Mungkin aku pernah merasakan, mungkin juga kamu, mungkin dia juga sama, atau mungkin juga mereka pernah mempertanyakan.Â
Perihal hati selalu merupakan hal yang sulit, ada keinginan yang harus dituntaskan, dan ada pula kenyataan yang harus dimaklumkan, bahkan bagi yang telah menemukan, menjaga hati jauh lebih rumit dari pada proses pencarian.
Mungkin satu satu dari kita ada yang beranggapan bahwa menemukan hati itu merupakan masalah prinsip, yang penting dapat, kalau tidak sesuai, putuskan ikatan lalu cari yang baru, sesederhana itukah masalah hati?Â
Mungkin juga ada yang beranggapan menemukan hati adalah permasalahan chemistry, menyatukan chemistry dari setiap pertemuan dengan berbagai kondisi dan keadaan, berbagai situasi dan perasaan.Â
Kita dapat menatap mata si empunya hati, apakah cinta yang tampak? Ataukah nafsu yang menggelegak? apakah ada jantung yang berdegup berdetak, ataukah fantasi liar yang berontak. Ada wajah yang cantik mempesona, adapula sifat yang penuh bijaksana.Â