Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Mencatat Indonesia

2 Oktober 2019   07:16 Diperbarui: 2 Oktober 2019   08:08 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2010, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia sebanyak 237, 64 juta jiwa, sedangkan penduduk Sulawesi Selatan (Sulsel)  sebanyak 8,03 juta jiwa. 

Data tersebut merupakan hasil Sensus Penduduk 2010. Ini mengukuhkan Sulsel sebagai provinsi dengan penduduk terbanyak di pulau sulawesi. Bagaimana dengan hasil Sensus Penduduk 2020?

Sensus penduduk diselenggarakan oleh BPS satu kali dalam sepuluh tahun. Pada 2020 mendatang merupakan pelaksanaan yang ke-tujuh kalinya sejak tahun 1961. Kemudian sensus penduduk berikutnya dilaksanakan pada tahun 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Sejak 1980, Sensus penduduk diselenggarakan pada tahun berakhiran 0 (nol).

Data yang dikumpulkan pada sensus penduduk sangat beragam. Data tersebut akan digunakan dalam penyusunan berbagai kebijakan pemerintah. Sensus penduduk mendatang akan menggunakan metode kombinasi. 

Pendataan dengan pengisian secara mandiri oleh masyarakat melalui web yang telah disiapkan. Kemudian sisanya tetap akan didata secara door to door. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada setiap orang untuk berpartisipasi dalam sensus penduduk ini.

Selain itu, pelaksanaan sensus penduduk kali ini terbilang baru. Bagaimana tidak, BPS akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri. Kolaborasi ini menjadi awal yang baik dalam mewujudkan program Satu Data Indonesia, khususnya data kependudukan. 

Bukan rahasia lagi bahwa masih ditemukan perbedaan data kependudukan yang dimiliki oleh berbagai lembaga negara. Sehingga menghambat proses pembangunan yang sangat membutuhkan data akurat.

Salah satu data yang paling sederhana dari hasil sensus adalah jumlah penduduk. Data ini sangat dibutuhkan dalam merencanakan program pembangunan. Misalnya dalam membangun fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur lainnya. Tentu perlu data akurat tentang jumlah anak usia sekolah, penduduk lansia, dan pelbagai karakteristik demografi lainnya.

Pemerintah butuh data jumlah penduduk. Mereka perlu tahu berapa orang yang mendiami republik ini. Para perumus kebijakan mesti tahu berapa orang yang membutuhkan pelayanan dari pemerintah. 

Dari Sensus ini juga BPS bisa menghitung proyeksi penduduk hingga puluhan tahun ke depan. Dari situ, segala program kerja pemerintah dari pusat hingga daerah akan disusun sehingga sinkron dan tidak sekadar menghabiskan anggaran negara.

Keterangan ketenagakerjaan juga akan dijaring dalam sensus penduduk ini. Data tersebut dapat menggambarkan sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam membuka lapangan kerja bagi rakyatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun