Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Alumni Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bulan Berbagi dan Inflasi

6 Juli 2018   20:51 Diperbarui: 6 Juli 2018   21:01 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional sebesar 0,59 persen pada Juni 2018. Inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 2,71 persen dan terendah di Medan dan Pekanbaru masing-masing sebesar 0,01 persen. Momentum ramadan menjadi salah satu pemicu tingginya inflasi.

Ramadan, bulan penuh berkah. Semangat berbagi dapat dirasakan melalui zakat, infak dan  sedekah yang bertebaran di sana-sini. Di bulan puasa pula, harga barang merangkak naik. Tradisi mudik melambungkan harga tiket. Inflasi tercipta meski masih terkendali.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu : kelompok bahan makanan sebesar 0,88 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,40 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,13 persen; kelompok sandang 0,36 persen; kelompok kesehatan 0,27 persen; kelompok Pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,07 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 1,50 persen.

Ramadan telah berlalu, namun gaungnya masih menyesaki media-media sosial.  Ramadan berganti Syawal. Aromanya diwakili bau penganan tradisional, seperti coto, konro, opor ayam, buras dan makanan lainnya. Cuti Bersama yang merupakan rangkaian hari lebaran menyuburkan silaturahmi. Acara reuni digelar sebagai wadah bertatap muka dengan teman lama. Ada juga yang menggunakannya sebagai tempat bersosialisasi menuju arena kontestasi politik.

Kewajiban mengeluarkan zakat bagi muslim terbukti dapat meringankan beban hidup kaum dhuafa, yang fakir dan miskin. Puasa juga turut membuka ruang belajar untuk merasai kehidupan orang-orang yang serba kekurangan. Mereka yang mungkin hanya menyantap  makanan satu kali dalam sehari. Atau bahkan harus menahan lapar dan dahaga selama berhari-hari karena hidup dalam kemiskinan. Pada bulan puasa, terdapat zakat, infak, dan sedekah yang dapat mengurai benang kusut kemiskinan. Jika dikelola dengan baik, potensinya dapat mengatasi masalah kemiskinan yang melanda negeri ini.

Ramadan juga mampu memutar roda perekonomian. Ekonomi menggeliat, toko-toko dan pasar tradisional ramai disesaki pembeli.  Pedagang musiman yang menjual penganan buka puasa bermunculan bak jamur di musim hujan. Pedagang online juga panen rezeki. Jasa pengiriman barang tidak ketinggalan, mereka memudahkan sistem penjualan secara online. Omset meningkat drastis di bulan puasa.

Tak hanya itu, tempat-tempat wisata disesaki oleh orang-orang yang ingin membuang penat. Liburan cukup panjang dimanfaatkan dengan mendatangi tempat wisata, dirangkaikan dengan mudik dan reuni. Atau sengaja memilih waktu cuti bersama untuk berkumpul bersama keluarga. Usaha hotel, penginapan dan persewaaan kamar juga ketiban untung. Berkah Ramadan mengaliri banyak orang. Banyak jenis usaha. Yang skalanya besar maupun rumah tangga.

Bidang jasa transportasi darat, laut dan udara dipenuhi penumpang. Arus mudik dan balik disesaki para pencari rezeki di tanah rantau. Situasi ini menyebabkan naiknya harga tiket pesawat terbang, dan sarana transportasi lainnya. BPS mencatat, subkelompok transport mengalami inflasi sebesar 2,25 persen dan subkelompok sarana dan penunjang transport sebesar 0,14 persen.

Kepadatan terjadi hampir di seluruh terminal bandara di Indonesia. Mereka menunaikan kebiasaan mudik tiap tahunnya. Pemerintah merespon dengan memberikan hari libur cuti lebaran lebih panjang.  ini dimanfaatkan oleh para perantau untuk pulang kampung. Menjenguk kenangan masa lalu. Tak kalah pentingnya menemui orang tua dan kerabat di tanah kelahiran. Tak pelak jika tarif angkutan udara memberikan andil/sumbangan inflasi yang dominan sebesar 0,15 persen.

Selain itu, angkutan umum lainnya juga memengaruhi tingkat inflasi. Tarif angkutan antarkota memberikan andil 0,08 persen. Jalur darat memang menjadi salah satu  pilihan bagi pemudik. Harga lebih murah meski waktu tempuh lebih lama ditambah kemacetan yang sering terjadi di jalur mudik.

Stasiun-stasiun kereta api juga tak terhindar dari keramaian pemudik. Gerbong kereta tambahan diberikan oleh PT KAI. Ini dilakukan untuk mengantisipasi membludaknya jumlah penumpang yang menggunakan kereta api. Andil tarif kereta api terhadap inflasi sebesar 0,01 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun