Mohon tunggu...
Muhammad Aliem
Muhammad Aliem Mohon Tunggu... Administrasi - ASN di Badan Pusat Statistik.

Hampir menjadi mahasiswa abadi di jurusan Matematika Universitas Negeri Makassar, lalu menjadi abdi negara. Saat ini sedang menimba ilmu di Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Program Magister Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, beasiswa Pusbindiklatren Bappenas. Saya masih dalam tahap belajar menulis. Semoga bisa berbagi lewat tulisan. Kunjungi saya di www.basareng.com. Laman facebook : Muhammad Aliem. Email: m. aliem@bps.go.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setahun Tak Beli Pakaian, Tetap Setia Menapaki Masa Tua

19 Maret 2018   03:55 Diperbarui: 19 Maret 2018   04:29 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Daeng Baso dan Daeng Basse (keduanya nama samaran) memilih menjalani masa tua dalam kesederhanaan, mungkin mendekati serba kekurangan. Namun, bagi mereka tetap berkecukupan. 

Hati mereka merasa cukup. Materi bukan satu-satunya hal yang menciptakan rasa bahagia. Itu yang sekilas saya lihat dari kisah dua sejoli ini. 

Awan gelap menaungi saat saya mendatangi rumah pasangan ini. Sebentar lagi hujan turun, cakapku dalam hati. Benar saja, sesaat setelah saya memarkir motor, butiran air turun dari langit, membasahi bumi yang kering dan panas di siang itu. 

Saya dan seorang kawan menjejal tanah pekarangan rumahnya. Salam terucap dari mulut. Daeng Basse yang sedang memberi makan ayamnya menjawab salam saya dan menyuruh saya masuk ke rumahnya. 

"Ada Daeng Baso di dalam rumah, Nak"Katanya dengan sedikit tersengal. 

Saya pun melangkahkan kaki menuju pintu rumahnya, sedang Daeng Basse masih sibuk dengan ayam - ayam peliharaannya. 

Di dalam rumah, Daeng Baso duduk di sebuah bangku panjang. Bangku yang sering terlihat di warung makan. Pantas saja, ruang tamu mereka ini sekaligus menjadi warung kelontong dan kedai makan-minum. 

Saya dipersilakan masuk dan duduk di kursi plastik di dekat pintu. Daeng Baso masih sibuk dengan sebatang rokok yang baru disulut api dengan korek gas yang menggantung di hadapannya. 

Raut wajah Daeng Baso cukup teduh dan memancarkan ketenangan. Taksiran saya, usianya sudah menginjak angka 70-an. Benar saja, usianya memang sudah di kisaran angka itu. Saya memastikan melalui selembar Kartu Keluarga (KK)  berwarna biru miliknya. 

Sementara kami bercakap, Daeng Basse datang menghampiri, Jalan terbungkuk dan perlahan, kemudian memilih duduk di kursi plastik berwarna merah di samping kanan saya. Berbeda dengan Daeng Baso, istrinya ini lebih komunikatif. 

Dari KK, usia Daeng Basse 12 tahun lebih tua dibanding suaminya. Ternyata, Daeng Baso ini adalah suami yang dinikahinya setelah sempat menjanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun