Mohon tunggu...
Basar Daniel Jevri Tampubolon
Basar Daniel Jevri Tampubolon Mohon Tunggu... -

Suka dan sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orang Gila yang Pilih Jokowi-Ahok!

14 Agustus 2012   04:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48 2610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Heran! Kok banyak yang ngefans dan milih Jokowi pada putaran pertama Pilkada DKI 2012! Udah nggak punya duit, levelnya masih Wali Kota Solo, sok idealis dan merakyat pula! Lebih parahnya lagi, yang dipilih menjadi pasangannya itu, Ahok! Tak kalah gilanya, nyaris 50% pemilih aktif Jakarta memilih duet ini!

Paling terakhir, yang saya ingat, waktu Jokowi datang ke Jakarta naik mobil Esemka, buatan SMK di Solo. Berani-beraninya, salah satu calon Wali Kota terbaik dunia itu! Ia nekat, mempertaruhkan reputasi, bahkan nyawanya ke Jakarta dengan mobil yang belum teruji ketangguhannya itu. Alasannya, ia hanya ingin membuktikan Indonesia sanggup memproduksi mobil, dan utamanya meyakinkan lulusan SMK bisa bersaing di negara ini.

Sebelumnya, berbagai media ramai memberitakan kalau Jokowi berhasil menata Solo. Diantaranya dengan: memanusiakan PKL-PKL sekaligus mempertahankan pasar tradisional. Lebih edannya lagi, ia berani menolak pembangunan mall! Sampai-sampai Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, kesal lalu berniat mendatanginya. Tapi tidak kesampaian karena rakyat Solo pasang badan untuk Wali Kota terbaiknya itu.

Itu secuil tentang Jokowi yang sableng! Di tengah banyaknya pejabat yang memilih untuk tidak pusing-pusing mengukir prestasi pengabdian kepada rakyat, ia mengambil jalan lain. Tapi apa iya di Jakarta beliau bisa tetap berlaku seperti di Solo? Konsisten melaksanakan, menjaga, dan mempertahankan amanat menyejahterakan rakyat.

Sangat tidak realistis jika kita bicara realitas. Jakarta begitu hot! Ada adagium, “Sekejam-kejamnya ibu tiri, masih lebih kejam ibukota”. DKI adalah “pusat” Indonesia. Berbagai kebijakan (ekonomi, sosial, politik, dsb) ditentukan dari sana. Itu artinya, banyak pihak yang berkepentingan. Baik itu para pebisnis, politisi, aktivis, termasuk bandit! Bagaimana Jokowi  merangkul dan memastikan semuanya akan menuju perubahan?

Ahok, pengusaha yang nggak ada takutnya! Ambisius! Berani-beraninya dia mencalonkan diri sebagai Bupati Belitung Timur! Bahkan ia pernah berkata, “Jangan jadi Gubernur Babel, jadi Presiden pun saya mau supaya segala kekayaan alam bumi pertiwi ini adalah untuk kesejahteraan rakyat banyak, bukan untuk memenuhi kerakusan segelintir oknum pengusaha, oknum pejabat dan oknum aparat hukum. Revolusi belum selesai, ayo kita lawan, usir “penjajah” baru yang merusak bumi serumpun sebalai.” [Bangka Pos 29/5/11].

Apa dia tidak berpikir siapa dirinya? Memang, dia menang dan membuktikan layak dipilih menjadi Bupati. Berbagai program yang ia rencanakan berjalan mulus! Terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Ia mengalihkan tunjangan jabatan pejabat untuk program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi warga.  Di mana ada kepala daerah yang sepertinya? Bersedia mumet utak-atik anggaran daerah demi kebaikan rakyat!

Waktu mencoba jalur independen menuju Pilkada DKI, dia gagal total! Beruntung Gerindra meminangnya. Dengan perhitungan yang sangat singkat, ia keluar dari Golkar! Dasarnya, panggilannya adalah mengabdi kepada rakyat, bukan kepada partai! Padahal, masuk partai saja susahnya setengah mati, dia memang gemblong!

Terakhir, pemilih mereka yang perlu dipertanyakan. Apa yang diharapkan dari pasangan ini? Berharap akan kemajuan? Memimpikan pemimpin yang bersih, cerdas, dan pro rakyat? Bukankah orang-orang seperti itu akan selalu kalah di republik ini? Kalaupun menang, kemungkinan tidak akan berlangsung lama.

Kita perlu sungguh-sungguh sadar, ada banyak kepentingan di negara ini. Selain itu, mesti diingat pula “Tidak ada yang abadi selain kepentingan”. Sampai kapanpun, kepentingan itu ada! Dengan berbagai permainan dan dinamisnya perpolitikan Indonesia, apa iya mereka akan tetap teguh menjalankan, menjaga, dan mengembangkan program kerja yang berpihak pada rakyat?

Ah! Saya tidak tahu lagi harus bicara apa. Anda telah memilih pemimpin yang unik, di mana kebanyakan orang lebih suka memilih yang punya power, pasti akan menang, dan memiliki keunggulan “lainnya”. Anda benar-benar gila! Berlaku di luar batas kebiasaan yang ada, demi mewujudkan pembaruan. Perubahan yang akan membuat bangsa ini semakin dewasa dalam melahirkan, mendidik, dan memilih pemimpin!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun