Mohon tunggu...
Barsihannor
Barsihannor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Allah menilai usahanya bukan hasilnya

Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangkaraya Tahun 2019

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kondisi Perekonomian di Indonesia Setelah Inflasi

4 Mei 2021   09:15 Diperbarui: 4 Mei 2021   09:26 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Ekonomi saat ini sudah sangat terdengar lumrah di Indonesia baik yang kita sadari mapun yang tidak kita sadari. Ekonomi adalah salah satu kegiatan masyarakat seperti halnya produksi, konsumsi maupun jual beli yang sudah menjadi kebiasaan dimasyarakat. Terutama untuk memenuhi kebutuhan sehari hari seperti sandang pangan. Maka tentu hal ini tidak akan pernah terlepas dengan yang namanya ekonomi.

Dalam hal perekonomian pasti ada yang namanya kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Jadi kebijakan fiskal adalah kebijakan untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran (belanja) negara. Sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar mata uang, dengan beberapa tujuan seperti menjaga inflasi, daya beli masyarakat, stabilitas ekonomi. Oleh karena itu baik kebijakan inflasi maupun kebijakan moneter sangatlah penting, baik untuk kepentingan negara maupun masyarakat.

Seperti yang kita ketahui jumlah penduduk indonesia sangatlah banyak, jumlah penduduk berdasarkan Badan Pusat statistik (BPS) mencatat data jumlah penduduk di Indonesia hingga September 2020 sebanyak 270,2 juta jiwa. Angka tersebut meningkat 32,57 juta jiwa dari total penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang baru sebanyak 237,63 juta jiwa. Banyaknya penduduk di tahun 2020 tidak mustahil akan bertambah juga di tahun 2021.

Semakin banyak penduduk maka semakin banyak pula kegiatan produksi mapun konsumsi masyarakat seperti kenaikan harga barang yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor salah satu faktornya adalah pemerintah menaikkan pajak jalan tol atau pajak kendaraan bermotor, maka distribusi barang akan ter dampak. Karena kenaikan tarif tol akibat kenaikan pajak, misal biaya pengiriman beras dari jawa ke kalimantan ikut naik. Untuk menutupi kenaikan ini, maka pedagang beras harus menaikkan harga beras di pasaran, kenaikan harga beras akibat kenaikan biaya distribusi inilah yg disebut inflasi.

Berdasarkan data Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat inflasi sebesar 1.42 % persen secara bulanan pada april 2021 ini. Inflasi ini terbilang cukup rendah di tengah tekanan ekonomi yang terjadi akibat pandemic Covid-19. Namun dibandingkan dengan bulan maret 2021 Bank Indonesia mencatat inflasi sebesar 1.37%. Artinya meskipun ada kenaikan sedikit demi sedikit semuanya yang terlibat berusaha untuk memperbaiki inflasi tersebut, bisa kita lihat dengan perbandingan dibulan maret dengan april tahun 2021 perlahan pasti tapi pasti.

Adapun  dampak perekonomian karena inflasi ada yang negatif ada yang positif. Dari sisi negatif terkait perekenomian Nasional yaitu memburuknya distribusi pendapatan dan terganggunya stabilitas ekonomi. Adapun dari sisi positif adalah para pengusaha yang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya produksinya. Jika harga barang naik (saat inflasi), produsen akan terdorong untuk meningkatkan jumlah barangnya. Dengan begitu peningkatan jumlah barang ini tentu akan meningkatkan penghasilan produsen. Apalagi kalau barang yang dijual merupakan kebutuhan pokok yang akan tetap dibeli orang banyak meskipun harganya naik.

Lalu langkah seperti apa yang bisa dilakukan pemerintah dan BI serta masyarkat dalam mengatasi masalah inflasi tersebut. langkah yang pertama adalah baik pemerintah maupun BI mereka memiliki tujuan atau target tahunan, biasanya yang mereka lakukan adalah menggunakan sinergi 4K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi serta koordinasi komunikasi yang efektif. Kedua adaptasi dalam berinovasi dan ketiga, pengembangan bisnis model kerjasama perdagangan antar daerah.

Masyakarakat juga bisa menjaga inflasi, dengan cara tidak membeli barang kebutuhan secara membabi buta. Contohnya pada saat ini, dimana kondisi Nasional sedang mengalami permasalahan terkait Covid-19 yang dimana pemerintah memberikan kebijakan untuk mereka yang tidak memiliki kepentingan urgent atau darurat setidaknya untuk tetap di rumah. Alhasil, banyak orang-orang mulai melakukan belanja yang sangat banyak untuk stok kebutuhan hariannya untuk bisa bertahan hidup.

Apabila hal tersebut terus dilakukan tentu dapat membuat inflasi semakin tinggi. Karenanya, sebagai masyarakat kita dapat melakukan support terhadap perekonomian nasional. Salah satunya dengan lebih bijak saat membeli kebutuhan harian apalagi dimasa pandemic saat ini.

Apabila semua upaya tahap demi tahap dapat dilakukan sesuai dengan yang di rencanakan dan dilaksanakan sebelumnya maka perekonomian Indonesia akan berangsur-angsur akan membaik, sehingga kembali pada kondisi perekonomian yang stabil dan bahkan bisa melebihi target yang diperkirakan sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun