Mohon tunggu...
zakkiyya faa
zakkiyya faa Mohon Tunggu... -

Mahasiswi progam Magister di Universitas Az-Zaitunah ,Tunisia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Malas Berdzikir, Sudah Seberapa Banyak Nabung untuk Akhirat?

24 Februari 2019   07:59 Diperbarui: 24 Februari 2019   08:28 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Amalan baik yang kita lakukan didunia tak lain adalah tabungan kita untuk di akhirat nanti,Allh Azza wa Jalla telah menggariskan bahwa kehidupan umat manusia bukan hanya sekali, namun dua kali. Kehidupan dunia yang fana sebagai awal dari kehidupan dan akan dilanjutkan dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi. Sukses di dunia belum tentu berkelanjutan hingga di akhirat. karena sewajarnya manusia sangat ingin bahagia didunia dan di akhirat. 

Amalah baik yang bisa kita tukar dengan membeli tiket ke surga, membeli kunci surga, rumah di surga, bahkan pohon dan kebun di surga adalah berdzikir ,dengan berdzikir kita bisa mendapatkan rahmat Allah SWT, Allah adalah dzat yang amat sangat pemurah dalam memberikan pahala. Setiap satu kebaikan dibalas dengan kebaikan yang jauh lebih baik. bagaimana mungkin kita masih malas berbuat kebaikan ?

Berdzikir selain di perintahkan oleh Allah dan Anjuran Rashulullah SAW adalah sebuah keharusan yang harus kita amalkan ,kita sebagai manusia harus sadar  bahwa kita masih sangat mebutuhkan amalan-amalan baik untuk menarik simpati dari Allah, artinya  berdzikir kepada Allah itu lebih besar dari segala sesuatu dan lebih utama dari ibadah selainnya. karena berdzikir merupakan amalan seorang hamba yang dilakukan untuk mengingat Allah.  

Dzikir termasuk amalan ringan yang mudah dikerjakan. Namun siapa sangka balasan dari amalan ringan tersebut teramat besar. Seorang yang lidahnya selalu basah dengan dzikir, merupakan calon pemilik kebun di surga. Pepatah arab bilang yang artinya : barang siapa yang menghiasi lisan nya dengan kalimat-kalimat tayyibah maka seorag tersebut seperti memiliki cincin emas yang bertahtakan berlian.

Banyak sekali keajaiban-keajaiban di balik dzikir yang dilakukan dengan khusyuk ihlas dan hanya karena Allah yang tidak bisa kita perkirakan ,seperti ulama-ulama kita terdahulu mereka selalu tulus karena Allh atas apapun yang Anda kerjakan, baik ibadah ataupun amal kebiasaan Dengan niat yang baik, apalagi tulus karena Allh, amal kebiasaan akan bernilai ibadah, tanpa mengurangi sedikitpun dari fungsi amal kabiasaan. oleh karena itu  mereka selalu mendapat pertolongan dari Allah.

Masih malas untuk berdzikir kepada Allah ? apa yang salah dengan diri kita dan akhirnya membuat kita malas beribadah dan malas melakukan kebaikan ,berdzikir misalnya,padahal banyak sekali keutamaan dan faidah bedzikir kepada Allah .padahal sudah tidak diragukan lagi bahwa amalan lisan yang paling baik adalah memperbanyak dzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti bertasbih, bertahmid kepada-Nya, dan membaca kitab-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun