Mohon tunggu...
Very Barus
Very Barus Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Mantan jurnalis yang masih cinta dengan dunia tulis menulis. Sudah menelurkan 7 buah buku. Suka traveling dan Mendaki Gunung dan hal-hal yang berbau petualangan. Karena sejatinya hidup adalah sebuah perjalanan, maka berjalannya sejauh mana kaki melangkah. Kamu akan menemukan banyak hal yang membuat pikiran dan wawasanmu berbicara. Saya juga suka mengabadikan perjalan saya lewat visual. Anda bisa menyaksikannya di channel Youtube pribadi saya (www.youtube.com/verybarus). Saya menulis random, apa yang ingin saya tulis maka saya akan menulis. Tidak ada unsur paksaan dari pihak mana pun. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Begitu Sulitkah "Stay at Home" Itu?

25 Maret 2020   19:45 Diperbarui: 25 Maret 2020   20:16 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir dua minggu sejak diberlakukannya anjuran Stay At Home dan juga Work From Home (WFH) oleh pemerintah,banyak pesan-pesan singkat berseliweran di WAG dan juga sosmed yang rata-rata mengeluh akan situasi Stay At Home. banyak yang mengeluh, "Bosan!" atau "Jenuh!, mati gaya dll".

Semua keluhan karena mereka  tidak bisa pergi kemana-mana. Bahkan banyak juga yang memposting tempat-tempat wisata atau resto-resto yang menyajikan makanan menggugah selera. kemudian menulis Caption "Kangen tempat ini/kangen makanan ini). kemudian, sesama anggota di grup WA pun saling berbalas-balasan komen sambil mengirimkan foto-foto makanan atau tempat favorit mereka.

Sementara gue hanya senyum-senyum membaca komen-komen mereka, menghibur juga. kejenuhan di dalam rumah membuat akal sehat mereka tumpul dan khayalan liar mereka justru menguasai isi kepala mereka. 

Memang, dalam situasi yang  serba tidak pasti sejak merebaknya wabah virus  Covid 19 yang sedang mengincar banyak korban, kita semua dibuat serba kebingungan.

Berlama-lama tinggal di rumah ternyata tidak membuat manusia semakin kreatif atau akalnya semakin sehat, ustru sebaliknya. Mulai muncul rasa malas dan kejenuhan tingkat dewa. Bahkan, teman yang memiliki 4 anak mulai merasakan kewalahan menghadapi pola tingkah anak-anaknya. Ada yang minta ini dan itu membuat teman menjadi kehilangan batas kesabaran.

Lagi-lagi saya menyampaikan pesan kalau selama ini guru-guru mereka lah yang di repotkan oleh ulah anak-anak mereka. Sekarang mereka bisa merasakan seperti apa lelahnya para guru menghadapi puluhan murid dengan sifat dan karakter yang berbeda. Mereka juga aku anjurkan untuk berterimakasi pada guru-guru anak-anaknya atas kesabaran menghadapi tingkah anak-anaknya. 

Jika kita mengambil hikmah dari masa-masa sulit ini, kita bisa banyak belajar tentang hidup sesungguhnya. Dengan adanya wabah Covid 19, kita bisa merasakan seperti apa berada di dalam rumah dalam waktu yang cukup lama.

Jika sebelumnya kita lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Kongkow dengan teman-teman hingga larut malam. Saat lelah dan ngantuk baru kembali ke rumah kemudian langsung tidur. Tidak pernah berinteraksi dengan intens dengan anak atau pasangan kita.

Keesokan harinya kita kembali beraktivitas dari pagi sampai larut malam. Kesibukan kita membuat kita lupa orang-orang terdekat kita yang membutuhkan perhatian kita. 

Dengan wabah Covid 19 ini juga kita diberi pencerahan bahwa ternyata hidup tanpa hedonisme juga bisa. tidak perlu berlama-lama hangout di kafe atau klub atau juga sibuk pamer sana sini dengan pelesiran ke berbagai objek wisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun