Kita bisa menikmati berbagai buah-buahan, kayu serta kesegaran oksigen karena siapa? Ya merekalah yang mewarisi kepada kita pohon dan tanaman di sekitar kita. Leluhur kita ataupun pendahulu kita yang dengan ikhlas hati menanam pohon untuk anak cucu mereka. Sudahkah kita menanam pohon untuk anak cucu kita yang akan datang?
[caption id="attachment_212827" align="aligncenter" width="610" caption="Bupati Banyumas Menanam Pohon / Dok. Pemkab Banyumas"][/caption]
Hari Penaman Pohon Indonesia telah terlewat hampir 1 minggu. Yaitu tepatnya pada tanggal 28 November masyarakat Indonesia memperingati hari penanaman pohon nasional. Berbagai kegiatan penanaman, sosialiasasi serempak di laksanakan di nusantara walaupun mungkin ada beberapa daerah yang lupa atau tidak memperingati hari pohon.
Kabupaten Banyumas secara geografis berada dekat dengan lereng gunung slamet, sebagian besar masih perbukitan dan dataran tinggi berbeda dengan kota purwokerto yang merupakan area dataran rendah yang rata. Kondisi lingkungan hidup tersebut menjadikan banyumas harus tetap hijau.
Pada peringatan Hari Penanaman Pohon seminggu yang lalu kabupaten banyumas melalui Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinpertanbunhut) didukung oleh Balai Pengelolaan Daerah Air Sungai (BP DAS) Serayu Opak Progo Yogyakarta dan Kodim 0701 Banyumas mengadakan kegiatan Pencanangan Penanaman Satu Milyar Pohon dan Gerakan Perempuan Tanam Pelihara Pohon (GPTPP) di desa kaliori kalibagor.
Menurut data dari Pemkab Banyumas, jumlah pohon ditanam secara keseluruhan di Kabupaten Banyumas sejumlah 3.355.224 batang, terdiri dari 2.298.072 batang dari APBN, APBD Provinsi dan  APBD Kabupaten Banyumas; sisanya 1.057.152 batang bantuan dari Perum Perhutani Wilayah Banyumas, perbankan, BUMN/BUMD, dan pengusaha kayu. Dari jumlah tersebut digunakan untuk kegiatan GPTPP sebanyak 13.900 batang, terdiri dari pohon pete 3.850 batang, mangga 6.750 batang, durian 1.350 batang dan pala 1.950 batang.
Beberapa hari sebelum peringatan penanaman pohon, banyumas di guyur hujan selama 3 hari. Karena kondisi kurangnya pohon sebagai peresap air di pegunungan dan dataran tinggi menyebabkan di beberapa titik sungai mengalami banjir [walaupun masih dalam tahap wajar]. Beberapa titik wilayah seperti bobosan Pwt utara, komplek lapangan porka, karangklesem purwokerto selatan terjadi banjir sehingga menghalangi pengendara motor ataupun mobil yang melintas. Banyak yang mblebek motornya karena businya mati.
Beberapa daerah seperti gumelar juga terjadi longsor, banyak batu gamping yang berjatuhan karena kurangnya penyangga dan juga penyerapan air oleh pepohonan. Sungai serayu tatkala hujan besar melanda juga bisa dipastikan membawa tanah-tanah di pinggiran sungai istilahnya erosi yang terjadi karena kurangnya pohon.
[caption id="attachment_212829" align="aligncenter" width="610" caption="Sungai Serayu Banyumas / Dok. Pribadi"]
Keadaan tersebut terjadi di kabupaten banyumas tercinta, bagaimana di daerah anda? Apakah juga mengalamai hal yang sama? Mari kita mulai dari diri sendiri, instropeksi diri. Sudahkah kita peduli terhadap lingkungan, sudahkan kita mau menginvestasikan untuk anak cucu di masa depan ?
Ya jawabannya adalah ayo mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri. Menanam tidak harus di hutan. Tapi dimulai dengan lingkungan sekitar. Tanaman juga tidak harus yang mahal. Aneka jenis pohon pun begitu banyaknya jadi kita tidak harus di pusingkan dengan jenis pohon apa yang harus kita tanam.
Bumiku hijau, Jika kita baik pada alam maka alam akan ramah terhadap kita. Yuk kita sukseskan program penanaman 1 milyar pohon. Kalau bukan kita yang menanam mau siapa lagi???
