Mohon tunggu...
Banu Zahid
Banu Zahid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pikiran adalah kekuatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat Ramah Lingkungan

27 Juli 2019   00:02 Diperbarui: 27 Juli 2019   00:07 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by: Ismail Marzuki

Kapitalisme hari ini tengah mengancam mengkomodifikasikan semakin banyak wilayah kehidupan sosial "Janet Biehl"

Krisis ekologi tidak terlepas dari persoalan politik kekuasaan dan ekonomi kapitalisme. Dua senyawa itu saling intip mengintip memberikan transaksi gelap dalam upayanya mengeksploitasi alam maupun membuat satu kebijakan yang berdampak terhadap kerusakan lingkungan. Sebab hanya dengan mengambil kekayaan alam kemudian diolah dengan peralatan cangging menghasilkan satu bisnis jangka panjang. 

Perjalanan mewujudkan itu tidak mudah dengan kemampuan insinyur teknik saja akan tetapi membutuhkan legalitas dari pemangku kekuasaan. Disisi lain faktanya keuntungan bagi kedua belah pihak, entah bagaimana perhitungannya tetapi yang jelas ada akibat yang cukup merugikan bagi manusia yang tinggal disekitaran wilayah tersebut.

Akhir-akhir ini muncul berbagai macam satu gerakan yang memprotes kepada negara akibat tidak bisa menjaga kualitas udara perkotaan yang disebabkan oleh polusi industri ataupun transportasi. Masyarakat sudah merasakan bagaimana hidup dalam persoalan lingkungan yang semakin hari justru mengkhawatirkan. 

Misalkan persoalan limbah sehari-hari yang ditaksir mencapai puluhan ton belum mampu menemukan solusi yang signifikan. Walaupun diberbagai negara maju sudah mulai serius memperhatikan dampak buruk dari limbah khususnya rumah tangga. Sebenarnya teknologi yang sekarang ini sudah bisa memanfaatkan limbah-limbah tersebut menjadi energi listrik ataupun didaur ulang menjadi material yang bermanfaat seperti bahan bangunan dengan limbah plastik dan lain-lain.

Perlu adanya konsensus dari berbagai pihak dengan satu asas "kemanusiaan masa depan" atau masyarakat ramah lingkungan untuk bisa mereduksi persoalan-persoalan lingkungan. Persoalan lingkungan juga tidak hanya dilakukan oleh dua topik diatas, tetapi kesadaran dari masyarakat berdampak terhadap kelestarian lingkungan. 

Kebiasaan membakar limbah plastik, membuang sampah sembarang dan yang lain-lainnya menjadi pelajaran bagaimana kualitas oksigen, air bersih dan perairan menjadi tercemar. Kemajuan ilmu dan pengetahuan dewasa ini seharusnya berjalan selaras untuk kebermanfaatan di masa depan. 

Berapa banyak ilmuan-ilmuan besar lahir pada abad ini dan sudah cukup untuk memberikan satu pemahaman universial terhadap kelestarian ekologi. Peran pemerintah dan para penguasa ekonomi menjadi satu asa demi mewujudkan tatanan masyarakat yang ramah lingkungan. Bukan sebaliknya membuat berbagai macam kerusakan dengan dalih keuntungan.

Kesadaran masyarakat sejalan dengan perilaku para pemegang kewenangan, baik itu pihak swasta ataupun intansi negara. Harapan umat manusia bukan uang tetapi kualitas oksigen dan air dimasa depan. Seharusnya kita semua merindukan dimana dalam satu desa terdapat danau, lapangan hijau penuh rumput, sungai-sungai bersih dengan variasi ekosistemnya bukan pemandangan yang membuat kita semakin depresi. 

Wajah bumi ini akan tampak indah ketika timbul kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan. Hari ini kita masih beruntung sedikit menikmati pemandangan hijau, segarnya udara pada waktu subuh dan masih mandi tiga kali sehari. Tetapi bagaimana bagi sebagian mereka yang mengalami kekeringan, bahkan untuk minum pun menunggu bantuan dari wilayah lain. Tentu saja fenomena ini menjadi pelajaran bagi kita semua dalam memperlakukan alam dengan baik agar alampun memberikan kemanfaatannya untuk kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun