Mohon tunggu...
Asep Wijaya
Asep Wijaya Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar bahasa

Penikmat buku, film, dan perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Along with The Gods", Perjalanan Religi-cum-Fantasi di Alam Baka

8 Januari 2018   15:53 Diperbarui: 9 Januari 2018   01:39 2747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tolong buang jauh-jauh kesan mengerikan yang bakal tersaji dalam produk sinematik berlatar alam baka, Along with The Gods: The Two Worlds (Singwa Hamgge). Film Korea ini jelas di luar kategori tayangan serius yang mengusung cerita penuh kandungan moral nan sarat muatan religius.

Beban menyampaikan pesan mulia tersebut tetap ada. Namun balutan efek digital dalam upaya visualisasi perjalanan roh beserta tantangannya di alam baka dan aneka canda yang terselip di sejumlah dialog memaksa kita perlu melekatkan genre fantasi dan humor untuk drama aksi-petualangan ini.

Diadaptasi dari serial komik webtoon dengan judul Korea Singwa Hamgge garapan Ju Ho-min, film ini menjadikan ajaran Buddha mengenai kematian, sidang akhirat, dan kelahiran kembali sebagai fondasi cerita. Lewat efek visual yang menarik, penonton sedikit-banyak akan memahami rangkaian peristiwa atau kejadian menjelang reinkarnasi.

Penonton akan merasakan pengalaman religi di alam baka dengan cara mengikuti perjalanan Ja-hong (Cha Tae-hyun), seorang pemadam kebakaran, yang tewas dalam tugas karena menyelamatkan anak perempuan. Ja-hong tewas sebagai paragon (suri teladan) atau meninggal dengan rapor kehidupan yang baik.

Dengan predikat itu, Ja-hong bisa lahir kembali (reinkarnasi) dalam 49 hari dengan terlebih dulu melalui tujuh jenis sidang di pengadilan akhirat. Di antaranya, pengadilan atas pembunuhan, penipuan, ketidakadilan, dan kemurtadan.

Untuk melalui aneka persidangan itu, Ja-hong didampingi tiga orang "penasihat hukum" yakni Kang-rim (Ha Jung-woo), Haewonmaek (Ju Ji-hun) dan Duk-choon (Kim Hyang-gi). Ketiganya akan menjadi pembela Ja-hong atas segala tuntutan "jaksa" akhirat yang bersiap menyudutkan Ja-hong berdasarkan pengalaman hidupnya di dunia.

Masa lalu Ja-hong yang berlabel paragon itu sedikit demi sedikit akan tersingkap di tiap pengadilan akhirat tersebut. Seorang suri teladan yang tetap tidak bisa lepas dari khilaf dan dosa semasa menjalani hidupnya. Dosa yang boleh jadi tergolong besar dan selaiknya tidak terampuni.

Tetapi, lewat logika cerita yang terus dipertahankan, sang sutradara, Kim Yong-hwa, berhasil keluar dari lubang jarum absurditas. Kita tidak perlu bertanya mengapa para pelindung bisa bolak-balik akhirat ke dunia serta sebaliknya lantaran dua dunia itu memang berkelindan dalam logika cerita atau mungkin begitu juga yang dipahami penganut Buddha.

Peristiwa di dunia bisa memengaruhi kejadian di akhirat selama ada hubungan yang terjalin antara roh dan mereka yang menjalani hidup di dunia. Seperti saat adik Ja-hong, Soo-hong (Kim Dong-wook), mengalami masalah di dunia yang berakibat pada kekacauan di akhirat, terutama, dalam perjalanan Ja-hong menuju aneka persidangan akhirat.

Saat kondisi ini terjadi, bersiaplah untuk menyaksikan adegan laga pertarungan antara para pelindung dengan setan akhirat. Pedang berpendar cahaya mirip light saber akan sering muncul.

Visualisasi siksaan akhirat bagi mereka yang pernah berbuat dosa dan tidak terampuni merupakan tayangan menarik dalam film ini. Bukan karena kekejaman siksanya, melainkan karena upaya mewujudkan imajinasi akan siksa akhirat yang patut diapresiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun