Mohon tunggu...
Muh. Ruslim Akbar
Muh. Ruslim Akbar Mohon Tunggu... Akuntan - Instagram @muhruslimakbar

Menulis untuk mengekalkan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengenal Gaya Komunikasi Non-Verbal "O..."

26 Juli 2021   20:23 Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:10 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompasiana.com

Masyarakat dan bahasa tidak bisa dipisahkan dari cara kita melakukan komunikasi dengan orang lain setiap hari. Pengetahuan kita tentang suatu bahasa juga penting saat kita berkunjung ke suatu daerah atau bahkan ke luar negeri. Menurut Noam Chomsky, bahasa muncul sekitar 60.000 sampai 100.000 tahun yang lalu di Afrika. Sebelum bahasa ditemukan, diperkirakan orang-orang terdahulu menggunakan suara-suara dan gerakan tubuh saja dalam berkomunikasi. Sementara di Indonesia yang dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), bahwa Bahasa Indonesia lahir pada 28 Oktober 1928. Sementara jumlah bahasa daerah yang dilansir melalui situs wikipedia adalah 718 bahasa daerah, dan menempatkan bahasa Jawa sebagai bahasa daerah dengan jumlah penutur paling banyak yakni 84.300.000 penutur.

Bahasa bukan hanya bentuk suara yang dikeluarkan oleh manusia. Lebih dari itu, bahasa memegang peranan penting dalam berkomunikasi. Komunikasi akan berjalan baik dan dua arah jika penuturnya saling memahami dengan arti bahasa yang digunakan. Bahasa juga mampu merepresentasikan kualitas penuturnya. Bahasa juga sebagai identitas kedaerahan orang-orang khususnya di Indonesia. Serta bahasa sebagai petunjuk dari negara mana seseorang itu berasal

Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi merupakan komunikasi verbal. Sementara komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata seperti bahasa tubuh, mimik wajah, gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara disebut dengan komunikasi non-verbal. 

Dalam artikel ini, saya ingin membahas komunikasi non-verbal yang cukup unik. Yaitu komunikasi menggunakan huruf "o..." saja. komunikasi ini terbilang unik karena hanya terdiri dari satu huruf, dan cara pengucapannya mesti dipanjangkan sedikit. Penggunaannya jika di daerah saya Bugis dan Makassar bermakna bahwa si penutur "sudah paham". Artinya penutur yang menggunakan gaya komunikasi ini dianggap telah mengerti atau paham terhadap sesuatu yang baru saja dilihat, dibaca, atau didengarnya. 

Penggunaan ini pun dapat digunakan oleh siapapun dalam berkomunikasi dengan orang lain. Kecuali dalam acara formal, komunikasi non-verbal ini tidak digunakan karena terkesan kurang sopan. Namun  diluar itu semua, orang boleh menggunakannya. Alasan utama orang-orang atau bahkan saya sendiri sering menggunakan gaya komunikasi ini karena lebih simpel dan mudah diucapkan ketimbang berucap "saya paham".

Penggunaan komunikasi "o... " ini tidak hanya saya gunakan saat berkomunikasi langsung dengan orang lain. Saat berkirim pesan pun terkadang saya menggunakan "o... " ini jika ada pesan yang saya anggap tidak penting untuk dijawab atau direspon. Tapi, terkadang harus berhati-hati sebab bisa membuat orang lain merasa jengkel terhadap kita, sehingga penggunaannya pun mesti memahami situasi dan kondisi.

Penutur "o..." ini juga dianggap paling tulus dan jujur ketimbang mengunakan kalimat "saya paham". Mengapa? Sebab si penutur saat menggunakan "o... " ini merupakan ungkapan isi hatinya yang sebenarnya, sehingga terkadang si penutur tidak menyadari dan mengucapkannya secara spontan, sehingga terdengar hanya seperti gumaman kecil. Berbeda ketika berucap "saya paham" yang boleh jadi si penutur sebenarnya belum paham.

Penggunaan "o..." ini tidak hanya digunakan saat berkomunikasi secara dua arah. Terkadang seseorang hanya bergumam "o..." untuk dirinya saja. Sehingga, sekali lagi sang penutur "o..." ini lebih jujur karena terkadang tidak mesti harus didengar oleh orang lain. 

Berkomunikasi itu penting kita lakukan baik itu secara verbal maupun non-verbal. Selain dapat menambah kosakata, kita bisa mendapatkan hal-hal baru yang selama ini kita tidak dapatkan di bangku sekolah atau buku-buku yang pernah kita baca. Setiap daerah memiliki bahasanya masing-masing dan cara pengucapan yang juga berbeda-beda. Sehingga memahami bahasa di setiap daerah itu penting agar kita tidak mudah menghakimi pribadi seseorang hanya dengan menilai gaya komunikasinya. 

Jangan jadikan perbedaan bahasa membuat kita enggan berkomunikasi dengan mereka. Karena perbedaan bahasa itulah, Bahasa Indonesia lahir. Bahasa yang mampu menyatukan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Karena Bahasa Indonesia pula kita mampu menjalin persahabatan dan mengenal berbagai kekayaan yang terdapat di negara kita tercinta, Indonesia. Saya pribadi sangat bersyukur dengan adanya Bahasa Indonesia. Dengan bahasa ini saya memiliki banyak teman dari latar belakang kedaerahan yang berbeda-beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun