Hampir semua orang senang memelihara hewan peliharaan seperti burung, kelinci, anjing, ikan atau kucing. Tetapi mungkin penulis salah satu pengecualian yang masuk dalam kategori bukan pecinta binatang peliharaan.Â
Entah mengapa dari kecil di mana anak-anak nyari belalang atau burung, penulis lebih senang di rumah. Tetapi ketidaksukaan pada hewan peliharaan sepertinya menjadi "Karma" atau "Ketulah" jadi suka hewan, karena dipaksa oleh keadaan.
Ceritanya berawal dari hobby adik yang suka mengoleksi hewan peliharaan seperti Ular, Musang, Iguana, Ular, Kucing dan binatang peliharaan lainnya. Kamar tidurnya sudah seperti kebon binatang sehingga mama sering uring-uringan karena baunya juga memang takut dengan ular.Â
Nah, permasalahan itu muncul karena sifat adik yang tak punya sifat istiqomah dalam memelihara hewan peliharaannya, sehingga sering terlantar tak keurus. Mau tidak mau sebagai anggota keluarga yang serumah seperti ketimpa sampur yang mengurusi, walau awalnya agak ngedumel.
Berawal dari keterpaksaan akhirnya jatuh cinta, salah satunya pada kucing kampung yang diberi nama Brusy. Walaupun kucing kampung tapi bersih dan bagus bulunya karena terpelihara. Semua keluarga menyayangi, karena lucu, patuh, tidak buang air sembarangan dan tidak pernah mengambil makanan di meja makan.Â
Kami membiasakan memberi makan Brusy menggunakan nasi dan sarden, dan sebelum memberikannya harus cium tangan dulu. Kami mengajarkan kedisiplinan walaupun pada seekor kucing, sehingga ketika lapar dia tidak ambil makanan di meja makan tetapi akan mencari penghuni rumah untuk memakannya.
Rasa cinta pada Brusy membuat kita memperhatikannya segalanya mulai dari makanan sampai kebersihannya termasuk kesehatannya. Pada saat musim kawin dia akan menghilang mencari kucing betina untuk melampiaskan hasratnya, dan dia akan kembali setelah terpenuhi dalam hitungan beberapa hari.Â
Kami sudah memahami siklus itu sehingga ketika Brusy pergi dalam hitungan hari, kami tak pusing mencarinya. Tetapi hari itu sepuluh hari sudah Brusy pergi tak kembali, kami mencarinya seperti mencari anggota keluarga.Â
Bertanya pada tetangga, memasang pengumuman tetapi tak kunjung kembali. Sampai akhirnya kami menarik kesimpulan Brusy telah pergi meninggalkan kita karena ditabrak atau diambil orang yang ingin memilikinya.Â
Kami sangat kehilangan tak ada lagi yang mencium kaki ketika dia lapar, tak ada lagi cium tangan ketika menyerahkan makanan. Kami semua merindukanmu Brusy, tak tahu lagi kapan bisa ketemu. Tetapi kami sudah mengikhlaskan karena menganggap dia sudah dipelihara orang yang lebih menyayangimu.
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng|)