Puluhan perempuan berteduh dibawah payung untuk menahan terik matahari. Dihadapkannya bertumpuk  bawang merah yang masih gedengan. Bawang merah yang siap diprotol untuk dibersihkan daun dan akarnya sebagai komoditi bawang rogolan. Yah wanita-wanita itu adalah pekerja lepas atau buruh mrotol pada juragan bawang.Â
Setiap satu kilogram bawang protolan diharga sekitar 500 Rupiah tergantung musimnya. Jika panen melimpah upah mrotol akan semakin naik karena kekurangan tenaga kerja, Â sebaliknya kalau stock bawang berkurang maka ongkos mrotol pun menjadi turun.Â
Mereka pejuang-pejuang wanita tangguh untuk membantu ekonomi keluarga. Siklus hidup mereka seperti itu setiap hari. Mau tidak mau hanya itu yang bisa mereka kerjakan. Mau bekerja sebagai buruh pabrik yang marak di sekitar wilayahnya terbentur oleh ijazah yang tidak mereka miliki. Namun setiap hari mereka tak pernah lelah bertaruh waktu dengan panas dan hujan.Â
Namun begitu mereka pulang kembali berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarga. Â Kadangkala mereka pulang sambil membawa lauk pauk yang mereka beli untuk makan malam bersama keluarga.Â
(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng?|)