Dalam satu kegiatan mbolang bersama Kombes di Randusanga Kulon, kami sedang melakukan dialog bersama warga terdampak rob menanyakan bagaimana sikap dan antisipasi berkenaan dengan rob yang selalu datang setiap tahun.Â
Di akhir kesempatan kami gunakan untuk sesi pemotretan bersama warga selain untuk dokumentasi juga untuk seru-seruan usai kegiatan. Tiba-tiba muncul nenek-nenek yang gesit, lincah namun lugu menyeruak minta ikutan foto.Â
Tentu saja kami mempersilahkan biar tambah seru dan ramai jika banyak diikuti oleh mantan-mantan duta wisata jaman dahulu he he he he. Tentu saja ini sensasi dan pengalaman baru buat penulis yang biasa berkegiatan dengan duta wisata kini berkegiatan bareng mbah-mbah.
Kita sebut saja nenek itu dengan sebutan Mbah Tasmi (75) yang masih energik punya pandangan yang unik tentang pandemi covid-19. Beliau tidak tahu corona itu apa tetapi dia paham itu sangat berbahaya dan mematikan. Entah dia tahu darimana informasi tentang protokol penanganan corona dia sangat mematuhi dan melaksanakannya.Â
" Zaman sekarang kita harus bersih, Â sebentar-sebentar cuci tangan, Â nggak boleh kumpul-kumpul dan kemana-mana harus pakai masker,"katanya.Â
Coba bayangkan nenek yang sudah renta saja tahu penanggulangan covid-19, masa kita kaum milenial yang melek tehnologi tetapi tidak menjalani protokol penanganan covid-19.Â
Walau dia tidak tahu  apa itu corona tapi dia sangat merasakan dampak yang ditimbulkan. Hidupnya tidak bebas, ekonomi sulit,  nggak boleh kumpul ramai-ramai dan banyak larangan-larangan.Â
Bagi dia corona bentuk yang menakutkan yang tidak boleh ditemani tetapi harus pergi dari Indonesia. Sehingga dia selalu berdoa setiap selesai shalat untuk menyuruh corona pulang ke asalnya. Karena asalnya tidak ada ya kembali tidak ada, Â biar dia kembali mukim di tempat nya.Â
"Ya Allah pulanglah engkau ke tempat asalmu, jangan datang kesini. Asalnya tidak ada kembali tidak ada, Â biar mukim di tempat asalmu selamanya," ujarnya.Â
 (KBC54|Kompasianer Brebes Jateng|)