Mohon tunggu...
Bang Aswi
Bang Aswi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Bandung | Kompasianer Bandung

Seorang penggila olahraga, tukang ulin, dan desainer yang menggemari dunia kepenulisan. Aktif sebagai pengurus #BloggerBDG dan konsultan marketing digital | Kontak: bangaswi@yahoo.com | T/IG: @bangaswi ... ^_^

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Umar bin Khattab, Sahabat Rasul yang Patut Diteladani

27 Mei 2019   23:49 Diperbarui: 27 Mei 2019   23:57 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu malam, seorang wanita Muslim sengaja menaiki sebuah gunung yang besar, bersama anaknya yang masih bayi. Ia berniat meninggalkan kota Mekah untuk hijrah karena sudah tidak kuat lagi dengan perlakuan kaum Quraisy yang terus menyiksa umat Muslimin yang masih sangat sedikit sekali jumlahnya. Secara geografis, kota Mekah memang diapit oleh dua gunung tinggi yang terjal di sebelah timur dan barat.

Di belakang kota, terdapat tembok tinggi-besar sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melewatinya. Begitupula dengan bagian depan kota, terdapat tembok dan satu pintu gerbang. Hanya melalui pintu itulah orang-orang Mekah bisa keluar atau masuk kembali. Tidak ada jalan lain. Umat Muslim yang ingin berhijrah harus menaiki bukit kalau tidak ingin ketahuan dan dibunuh oleh kaum Quraisy.

Setelah enam tahun Rasulullah saw. berdakwah, umat Muslimin yang masuk Islam baru 153 orang. Akibat rongrongan kaum Quraisy, 83 orang ingin berhijrah keluar kota Mekah, termasuk Ummu Abdillah. Dan ia baru sampai di kaki bukit menjelang fajar. Tanpa diketahuinya, ada Umar bin Khattab yang menunggu. Umar terheran-heran ada seorang wanita yang membawa bayi mau bersusah-payah naik-turun bukit.

Kebetulan ia mengenalinya karena wanita tersebut masih satu suku dengannya. "Wahai Ummu Abdillah, mengapa kamu bersusah payah melewati bukit yang terjal itu?" tanya Umar. Wanita Muslim tersebut terkejut dengan kehadiran Umar, tetapi ia segera mengatasi keadaan. "Justru saya heran terhadap kalian orang-orang Quraisy. Kami ingin beribadah dilarang, kami ingin hijrah juga dilarang, apa mau kalian?"

Umar bertanya lagi, "Memang kamu mau ke mana?" Ummu Abdillah menjawab, "Saya ingin hijrah ke Habasyah. Siapa tahu di tempat yang baru nanti, saya bisa beribadah dengan tenang." Umar tertegun, lalu berkata, "Pergilah, Ummu Abdillah. Semoga keselamatan menyertaimu." Ummu Abdillah sebenarnya kaget dengan ucapan Umar karena ia adalah orang yang tegas dan tidak segan menyiksa umat Muslim.

Tanpa berpikir panjang lagi, Ummu Abdillah langsung pergi meninggalkan Umar. Ia bisa berkumpul lagi dengan orang-orang yang telah menunggunya di ujung lembah. Ia bercerita tentang kejadian tersebut. Mereka tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Tidak mungkin Umar bin Khattab melakukan hal itu. Ia tidak akan masuk Islam kecuali ada unta yang bersyahadat." Tidak mungkin Umar masuk Islam.

UMMAR BIN KHATTAB MASUK ISLAM

Setelah mengetahui bahwa ada sebagian umat Islam yang berhijrah, Umar langsung memakai baju perang. Ia berjalan gagah untuk menemui Rasulullah saw. dan ingin membunuhnya. Namun di tengah jalan, ia disapa oleh salah orang Quraisy dan berkata, "Coba temui dulu adikmu. Fatimah dan suaminya telah masuk Islam." Umar terkejut dan marah. Ia segera berbalik badan menuju rumah Fatimah binti Khattab.

Umar pun mendobrak pintu. "Wahai Fatimah, apakah yang kalian baca itu dari Muhammad?!" Fatimah mengiyakan. "Mana? Biar saya lihat!" teriak Umar. Fatimah menolak karena kakaknya masih najis. Pada saat Umar ingin merebutnya, dihadang oleh Fatimah dan adik iparnya. Umar langsung memukul keduanya. Dalam hatinya heran, "Agama apa ini? Mengapa adik saya sendiri berani melawan saya?"

Setelah mendengar QS Thaha yang dibaca oleh adiknya itu, hati Umar tersentuh. Ia pun langsung keluar rumah Fatimah dan langsung menuju Darul Arqam, rumah salah seorang sahabat yang dijadikan tempat pengajian para sahabat dengan Rasulullah saw. Ia langsung menghadap pada manusia mulia tersebut. Rasulullah saw. memegang bahu Umar dan menyentaknya sehingga Umar bersimpuh di tanah.

"Belum tibakah engkau mengucapkan syahadat?" Umar diam. Rasulullah saw. menyentak bahunya kembali, "Belum tibakah engkau beriman pada Allah dan Rasul-Nya?" Umar masih diam. Rasulullah saw. menyentak bahunya ketiga kalinya dengan pertanyaan yang sama, lalu Umar pun mengucapkan dua kalimat syahadat. Semua sahabat yang hadir langsung bertakbir hingga terdengar sampai ke Ka'bah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun