Mohon tunggu...
fahri ali
fahri ali Mohon Tunggu... Freelancer - bertumbuh

mengubah realita menjadi kata

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apakah Lebih Sulit Mencari Pekerjaan di Era Digital?

14 September 2019   14:56 Diperbarui: 17 September 2019   11:07 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suasana pagi sebuah aula hari senin (22/7/19) di kota Serang, Banten nampak ramai. Sekitar 500 hingga 1000 orang tertib mengantri untuk memasuki aula. Peluh keringat menyertai wajah dan badan mereka yang diisi oleh beragam remaja berusia 19-25 tahun. Tak jarang pula, terdapat antiran yang berumur hingga 30 ke atas.

Usut punya usut, ternyata keramaian itu diisi oleh mereka yang mencari peruntungan melalui Job fair yang diadakan di aula tersebut. Tak sedikit pula, di tengah antrian banyak dari mereka yang pingsan akibat kelelahan. Mereka rela berpanas-panas serta berdesak-desakan untuk menaruh lamaran pekerjaan yang  mereka bawa.

"Saya datang  kesini untuk mencari pekerjaan, ya semoga saja ada yang keterima," ujar Ruslan (26) warga yang tinggal di sekitar lokasi. Selain Ruslan, Tyas (22) juga mengetahui ada job fair di kota Serang ini. berbekal Ijazah S1, dia berharap dapat diterima di salah satu perusahaan peserta job fair. "Senang banget ada job fair di sini. Karena ini dekat dengan tempat tinggal saya. Saya pun banyak memasukkan lamaran ke banyak perusahaan berbeda, ya berharap ada yang nyantol," harapnya.

Dari situasi di atas, terlihat masih rendahnya daya serap tenaga kerja di Indonesia. Terbukti keluhan banyak berdatangan dari pihak pencari kerja dan pihak penerima kerja. "Saya telah melamar hingga ke puluhan bahkan hingga ratusan perusahaan berbeda. Namun dari semuanya tak kunjung keterima." Kata Diana (25) yang sudah hampir 2 tahun menjadi job seeker. Di satu sisi sebagai penerima kerja, kesulitan mencari kandidat sesuai pun tidak terelakkan. "Dari ribuan pelamar yang masuk ke sini, saya juga  tak juga menemukan kandidat yang cocok sesuai perusahaan," ujar Adit. Staff HRD di salah satu perusahaan multinasional.

Melihat kondisi tersebut, mungkin saja bisa ditarik kesimpulan. Bahwa banyak dari pencari kerja bermodalkan hanya ijazah S1 mereka dan berharap mendapat pekerjaan impian di perusahaan yang mereka incar dengan tentu saja, penghasilan besar. Padahal faktanya tidak semudah itu, mereka harus bersaing dengan ribuan hingga jutaan pelamar lain yang memiliki kompetensi sejenis atau bahkan lebih dari mereka. Bagi mereka, bekerja untuk mendapatkan penghasilan besar harus di lokasi mentereng dengan pakaian rapi.

Tapi apakah harapan mereka itu betul ? bisa saja betul tapi tidak banyak. Tapi jangan khawatir, masih ada tempat yang bisa memberikan Anda lapangan pekerjaan dengan penghasilan yang tidak kalah dibandingkan perusahaan ternama. Tempat tersebut bernama Halo Jasa, sebuah layanan service on-demand yang hadir untuk menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan yang sibuk. So, kenapa Halo Jasa bisa memberikan penghasilan yang tidak kalah ? karena di sana, Anda bisa mendapatkan bagi hasil hingga 95% loh.

Selain itu, order pun sudah pasti didapatkan karena Anda tidak bersaing dengan sesama akibat jumlah order dengan tenaga professional tidak imbang. Kepastian lainnya, Jarak orderan pun terbilang dekat karena pembagian zona kerja. Serta masih banyak keunggulan mengapa Anda harus bergabung bersama kami. So, tunggu apalagi, mari bergabung dan raih penghasilan tak terbatas bersama Halo Jasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun