Sebagai penanggungjawab komunitas sosial Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga yang memiliki hampir 150 personil aktif, saya memang berupaya dekat dengan semuanya. Kendati  begitu, tak terbayangkan bila di hari ulang tahun (ultah) saya, mereka menggelar berbagai kejutan.
Dalam keluarga kami, yang namanya hari ultah bukanlah termasuk momen spesial yang harus dirayakan secara berlebihan. Paling banter, hanya sekedar makan bersama sembari menggelar "diskusi" kecil. Tentunya, hal ini juga diketahui para relawan yang memang menjadikan rumah kami sebagai basecamp (BC) ke dua, sedangkan BC pertama terletak di Jalan Ki Penjawi Nomor 14 Kota Salatiga.
Agak terkejut juga melihat puluhan relawan berdatangan sembari membawa sedikitnya 7 roti tart, di dua diantaranya terdapat lilin yang menyala. Bak dikomando, mereka menyanyikan lagu Happy Birtday to You. Mana suaranya fals berjamaah lagi. " Tiup lilinnya, tiup lilinnya ..titip lilinnya sekarang juga !" teriak mereka bersamaan, bak kerbau dicucuk hidungnya saya pun segera meniupnya.
Karena posisi saya masih bertelanjang dana, akhirnya saya meminta waktu untuk mengenakan baju. Setelah itu, saya diperintah memotong roti tart sekaligus menyuapi satu persatu relawan, tentunya sambil cium pipi kanan kiri. Setelah ritual yang dinamakan grebekan selesai, barulah semua roti yang mereka bawa disantap bersama.
Hampir tiga jam kami terlibat berbagai obrolan ringan, hingga akhirnya saya harus mengucapkan rasa terima kasih atas surprise yang mereka buat. Menjelang sore, mereka berpamitan. Yang membuat saya terharu, ternyata dari 7 roti tart tersebut, terselip 1 buah yang dipesan seorang relawan bernama Dwi Agustina yang nota bene tinggal di Singapura.
Surprise Kedua
Paska kedatangan puluhan relawan ke rumah, saya mau pun ibunya anak- anak menganggap ritual selesai. Hingga akhirnya, Minggu pagi saat menjelang berbagi sembako untuk 86 duafa. Seperti biasa, saya datang ke BC pk 08.30, pasalnya pk 09.00 kegiatan harus dimulai.
Di BC sudah terkumpul 50 an relawan, sepintas tak ada yang mencurigakan. Begitu kaki saya melangkah di teras, secara serentak terdengar lagu Selamat Ulang Tahun (Zamrud) Â melalui pengeras suara. Begitu pun relawan yang hadir, mereka ikut bernyanyi sambil berjoget- joget tak jelas juntrungnya. Mungkin belum dianggap meriah, masih ditambah letusan balon berkali- kali yang berisikan guntingan kertas.