Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngamen Bersama untuk Selamatkan Nyawa Dhuafa

1 Juli 2018   16:34 Diperbarui: 1 Juli 2018   16:39 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edarkan kota sumbangan demi dhuafa (foto: dok pri)

Hingga Minggu (1/7), Sumini (80) janda dhuafa warga Dusun Miridoyong RT 16 RW 06, Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Salatiga. Terkait hal tersebut, puluhan relawan lintas komunitas menggelar aksi ngamen bersama untuk penggalangan dana.

Sejak pk 06.00, puluhan relawan lintas komunitas yang diinisiasi  Lentera Kasih untuk Sesama (Lensa) Kota Salatiga terlihat sudah berkumpul di titik kumpul, yakni di Gedung Korpri. Setengah jam kemudian, mereka bergerak menuju Jalan Baru (JB), di mana, saban minggu lokasi ini menjadi pasar tiban sehingga konsentrasi masyarakat terfokus di sini.

Didukung oleh grup musik tradisional, bernama Angklung Calung asal Banyubiru, Kabupaten Semarang , para pemain mulai melantunkan beragam lagu- lagu. Sementara puluhan relawan mulai bergerak menemui pengemudi mobil yang berhenti di lampu merah. Sembari menyodorkan kotak kardus bertuliskan kepedulian pengobatan mbah Sumini, satu persatu kendaraan dihampiri.

Demi dhuafa ga takut bedaknya luntur (foto: dok pri)
Demi dhuafa ga takut bedaknya luntur (foto: dok pri)
Sekitar pk 07.00 , saat konsentrasi warga Salatiga dan sekitarnya mulai tertuju di pasar tiban JB, maka, para relawan pun berkeliling seantero pasar yang panjangnya mencapai 1,5 kilometer. Nampak beberapa relawan pecinta satwa terlihat membawa ular besar guna menarik perhatian masyarakat.

Seperti diketahui, Sumini, janda uzur yang tinggal bersama adik kandungnya yang mengalami kelumpuhan, Minggu (26/6) terpaksa dilarikan ke RSUD Kota Salatiga. Ia diduga terserang penyempitan pembuluh darah di bagian otaknya sehingga perlu mendapat perawatan medis. Sayang, akibat keterbatasan dana, baru semalam menginap, dirinya dibawa pulang paksa keluarganya.

Mbah Sumini paska dievakuasi relawan Lensa (foto: dok pri)
Mbah Sumini paska dievakuasi relawan Lensa (foto: dok pri)
Hanya beberapa jam berselang, relawan Lensa yang mendengar kepulangan paksa Sumini, segera berkoordinasi dengan pemerintah desa Krandon Lor serta keluarganya. Malam harinya, Senin (25/6) nenek renta itu kembali dievakuasi ke RSUD Kota Salatiga. Tentunya, semua biaya yang timbul ditanggung Lensa bersama para donatur.

Paska kembalinya Sumini ke ruang perawatan, relawan Lensa segera bertindak cepat. Mengingat sang nenek selama ini belum memiliki e KTP, KK dan BPJS, koordinasi dengan pemerintah desa langsung dilakukan. Hasilnya, terhitung mulai Sabtu (30/7) sore, semua dokumen telah lengkap. Artinya, Sumini tak lagi menjadi anak tiri di negeri sendiri. Ia berhak mendapatkan bantuan pemerintah, termasuk jaminan kesehatan.

Kartini Rikho relawan KPKS Santun ikut bergabung (foto: dok pri)
Kartini Rikho relawan KPKS Santun ikut bergabung (foto: dok pri)
Hasil Ngamen Rp 2,2 Juta

Respon masyarakat atas nestapa yang menimpa Sumini, sepertinya sangat antusias. Kepedulian mereka dituangkan dalam bentuk donasi ke rekening Lensa, demikian pula dengan komunitas sosial lainnya. Mereka ikut bergerak melakukan penggalangan dana demi menyelamatkan nyawa dhuafa tersebut. " Pokoknya, kita bergerak saja. Namanya saja untuk kemanusiaan, apa pun kita lakukan," kata Kartini Rikho, salah satu relawan KPKS Santun yang pagi tadi terlihat di lokasi ngamen.

Sebelumnya, relawan Lensa Ungaran terlebih dulu sudah melakukan penggalangan dana. Di alun- alun Bung Karno dengan dibantu relawan komunitas lain, mereka mengamen dari satu warung ke warung lainnya. " Total dana yang terkumpul mencapai Rp 791.000," kata Endria Shanti, Ketua Lensa Ungaran.

Relawan Ungaran turun ke jalan galang dana (foto: dok pri)
Relawan Ungaran turun ke jalan galang dana (foto: dok pri)
Tak sekedar mengumpulkan dana bagi kepentingan Sumini, menurut Endria Shanti, pihaknya juga menggelar doa bersama demi kesembuhan janda dhuafa itu. " Apa pun kami lakukan demi kesembuhan mbah Sumini, bahkan saat penggalangan dana, saya dituduh menjadi backing pengamen," ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun