[caption id="attachment_314654" align="aligncenter" width="300" caption="Halaman RSUD Wonosari yang diekploitir jadi lahan parkir termahal. Ft Bewe"][/caption]
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari terapkan parkir progresif. Lahan yang disediakan tak mamenuhi syarat, tetapi masukan per bulan mencapai60 juta rupiah lebih. Rata-rata pengguna mengeluh, sepontan, seorang anggota DPRD turun lapangan. Diam-diam, banyak sepeda motor parkir di halaman kantor Koramil 1 Wonosari.
Sejak 1 Februari 2014, RSUD Wonosari, Gunungkidul menerapkan parkir progresif. Standar, speda motor Rp 1.000,00 tiap jam. Lebih dari 1 jam, per jam dihitung Rp 500,00. Sepeda motor yang menginap 24 jam karena alasan menunggu pasien, tinggal hitung Rp 1000,00 ditambah 23 x 500 perak. Artinya, pengguna parkir harus merogoh kantong sebesar Rp 12.500,00.
[caption id="attachment_314655" align="aligncenter" width="300" caption="Parkir sepeda motor, kehujanan dan kepanasan. Ft Bewe"]
Berbeda dengan parkir kategori roda 4, perjam ditarif Rp 2.000,00. Kelebihannya dihitung Rp 1.000,00 perjam. Tidak pandang bulu, plat merah apa plat hitam. Nginep 24 jam kena cas sebesar Rp 25.000,00.
Itulah gambaran parkir progresif, parkir akal-akalan, parkir yang menindas pengguna, yang dicoba terapkan oleh pihak menejemen RSUD. Esti dan Aris Suryanto, konseptor parkir progresif, Sabtu 1/3/2014 tidak bisa dihubungi wartawan, karena RSUD menerapkan pola 5 hari kerja.
[caption id="attachment_314661" align="aligncenter" width="300" caption="Pintu masuk & keluar parkir RSUD Wonosari. Ft. Bewe"]
Hitungan kasar, per hari RSUD menangguk uang parkir Rp 2 juta. Tiap bulan plus minus terakumulasi Rp 60 juta lebih. Sementara 20 petugas mulai dari tiketing dan penjaga parkir menerima Rp 700.000,00 per bulan.Patut dipertanyakan, ke mana Rp 46 juta sisa lebih untuk honor karyawan parkir.
Gambaran serupa itulah yang didapat Slamet SPd. politisi Golkar Sabtu siang saat inqoknito, 1 Maret 2014, tentang parkir progresif yang diberlakukan oleh pihak menejemen RSUD Wonosari.
[caption id="attachment_314656" align="aligncenter" width="300" caption="Slamet Spd. Politisi Golkar jengkel terhadap menejemen RSUD. Ft GAib WP"]
Menurut Slamet ini kontra produktif, sementara negara sedang menggalakkan pelayanan terbaik untuk warga miskin, rumah sakit milik pemerintah daerah malah berbuat aneh-aneh. “Tugas rumah sakit pemerintah itu melayani paseien, bukan malah ngurus parkiran,” kata Slamet lantang lantaran jengkel.
Catatan sepesial, RSUD Wonosari tidak menyediakan tempat pakir layak, misalnya dengan menyiapkan teduhan. Modil dan sepeda motor dibiarkan liar tak teratur, kepanasan kehujanan di halaman terbuka.
[caption id="attachment_314660" align="aligncenter" width="300" caption="Kartu Parkir ini disediakan di beranda Koramil 1 Wonosari. Ft Bewe"]
Diam-diam, karena parkir di RSUD Wonosari terlalu mahal, banyak sepeda motor yang nyelonong ke halaman kantor Koramil 1 Wonosari. Kebetulan, Koramil 1 Wonosari berhadap-hadapan dengan gapura pintu masuk RSUD. Tempatnya nyaman serta teduh karena diatap asbes.
“Di sini murah Pak,” kata Wakijo (35) warga Rejosari, Playen, yang baru saja menjenguk keluarga. “Sehari semalam, bayar seikhlasnya. Sepeda saya dijaga pak Tentara,” demikian Wakijo ketawa ngakak sembari mancal Zuzuki Titan AB 6145 ED.