Tidak sia-sia saya tekun menelurusi Pelataran Messe (sebutan untuk area pameran yang sangat populer di kota Frankfurt). Waktu itu tahun 2009. Di pelataran sebelum pintu masuk utama Messe terdapat lapak-lapak penjual buku bekas atau buku murah yang muncul setiap perhelatan pameran buku terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair. Kadang saya menemukan kelucuan. Ada beberapa buku yang dipamerkan di dalam hall dihargai sangat mahal, tetapi di lapak pedagang buku bekas ini justru berharga sangat murah.
Salah satu buku yang saya taksir dan langsung dibeli berjudul Talking Shop: Over 5.000 Business Quotes to Help Your Through Your Working Day. Buku tersebut terbitan Bloomsbury tahun 2003 yang berisikan kumpulan ucapan para tokoh dunia, dibagi berdasarkan kata kunci. Saya menyenangi buku ini karena dapat langsung mengutip ucapan para tokoh terkait topik tertentu, seperti keberanian, pengetahuan, inovasi, imajinasi, fokus, ataupun komputer.
Quote yang bermakna 'kutipan' sejatinya diperoleh dari pengutipan ucapan/tulisan para tokoh atau figur publik yang terdapat di dalam wawancara, pidato, presentasi, dialog di dalam film (biasa terjadi pada film-film produksi Hollywood), dan tentunya juga dari karya tulis sang tokoh. Namun, ada juga quote diambil dari peribahasa, pepatah, dan nasihat orang-orang terdahulu.Â
Bangsa Indonesia sebagai bangsa penutur termasuk menciptakan surga kearifan lokal kutipan dalam bentuk peribahasa dan pepatah petitih sebagai perumpamaan atau nasihat. Peribahasa dan pepatah itu dihapalkan di luar kepala dan disebarkan turun-temurun. Banyak dari kita kini "kehilangan ingatan" terhadap peribahasa yang mengandung efektivitas bahasa dan kadang maknanya sangat menohok itu. Semua peribahasa dan pepatah itu tidak diketahui siapa pembuatnya alias anonim.
Di tiap daerah di Indonesia bahkan quote menjadi kekayaan budaya tersendiri. Pak Harto, mantan presiden, banyak sekali mengutip pepatah Jawa, seperti mikul duwur mendem jero. Di Sumatera Barat, peribahasa dan pepatah tidak dapat dilepaskan dari budaya Minang yang sampai kini masih digunakan. Karena itu, quote sesungguhnya memang bukan "barang baru" bagi bangsa kita.
Presiden Soekarno termasuk tokoh yang ucapan dari pidatonya banyak dikutip sebagai kalimat motivasi seperti: Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Lebih awal dari itu ada Kartini yang terkenal dengan kalimat: Habis gelap, terbitlah terang.
Penerbitan buku yang berisikan kumpulan ucapan juga bukan hal baru. Saya pernah menemukan buku terbitan 1980-an yang berisikan ucapan para tokoh tentang buku. Sayang saya tidak memiliki buku tersebut. Ucapan yang paling saya ingat adalah dari pelukis Jeihan, "Buku adalah Kubu".
Dalam bidang religi, quote dari orang-orang suci juga dipublikasikan terus-menerus. Contohnya pada agama Islam dikenal kutipan hadits sebagian ucapan Nabi Muhammad SAW. serta juga ucapan para Sahabat Nabi, dan para ulama. Sebuah buku laris yang diterbitkan Penerbit Turos dijuduli Mahfuzhat: Bunga Rampai Peribahasa Arab terbitan 2011 memuat kutipan dari ayat Quran, hadits, bait-bait hikmah, serta ucapan para ulama dan para pujangga.
"Mantra" man jadda wa jada (barangsiapa bersungguh-sungguh pasti berhasil) yang pernah sangat populer dan termuat di novel laris Negeri Lima Menara, termuat asal usulnya di dalam buku ini. Mahfuzhat sendiri bermakna 'kalimat yang dihapalkan'.
Mantra dan Bisnis Citra