Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tentang Ragangan Menulis Buku

3 April 2020   08:53 Diperbarui: 9 Mei 2022   11:33 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tought-catalog/Unsplash

Seorang penulis sekaliber Mochtar Lubis pasti sudah menyusun enam sifat itu sedemikian rupa. Boleh jadi sifat munafik ditaruh di nomor satu karena itulah yang paling dominan ada pada manusia Indonesia.

Intinya seorang penulis seperti Mochtar Lubis tidak sekadar menghasilkan sebuah gagasan tentang manusia Indonesia yang cenderung negatif, tetapi juga menstrukturkan gagasan itu menjadi poin-poin pembahasan.

Anda akan lebih mudah memasukkan poin-poin itu di dalam sebuah matriks manakala akan menuliskannya di dalam bentuk buku. Matriks ibarat "mengunci" gagasan Anda agar tidak ke mana-mana lagi. Di samping itu, matriks membuat Anda dapat menulis dari bab mana pun yang paling Anda inginkan.

Model Pengembangan Gagasan

Alhasil, tantangan seorang penulis buku nonfiksi adalah pada pengembangan ide/gagasan menjadi poin-poin atau butiran yang dapat dipahami pembaca sasarannya. Anda dapat dianggap amatir jika menyusun poin-poin itu secara asal tanpa dapat menjelaskan mengapa satu subtopik menjadi bab awal dan subtopik lain menjadi bab akhir.

Mari kita maju sedikit ke pemikiran Stephen Covey yang paling populer yaitu 7th Habits. Apakah Covey menyusun tujuh kebiasaan manusia paling efektif itu ngasal? Anda pasti bersepakat dengan saya itu disusun dengan suatu perenungan dan pertimbangan, bahkan juga didahului oleh riset.
Lalu, Covey dalam perjalanannya mendapatkan lagi mata baru sehingga buku tujuh kebiasaan itu direvisi kembali dengan tambahan satu kebiasaan menjadi 8th Habits for Highly Effective People.

Dengan demikian, kalau ada seorang penulis seperti Ippho Santosa mendapat gagasan "7 Keajaiban Rezeki", tentu itu gambaran buah pikirannya. Mungkin saja ada yang menyangkal keajaiban rezeki itu bukan 7, tetapi 9. Namun, menyangkal saja tidak cukup karena sebaiknya yang menyangkal juga menulis buku baru.

Coba kita lihat buah pikiran Ippho:

  • Bab 1 Sidik Jari Kemenangan (Lingkar Diri)
  • Bab 2 Sepasang Bidadari (Lingkar Keluarga)
  • Bab 3 Golongan Kanan (Lingkar Diri)
  • Bab 4 Simpul Perdagangan (Lingkar Sesama)
  • Bab 5 Perisai Langit (Lingkar Diri)
  • Bab 6 Pembeda Abadi (Lingkar Diri)
  • Bab 7 Pelangi Ikhtiar (Lingkar Diri

Struktur pikiran di dalam buku 7 Keajaiban Rezeki terwujud di dalam tujuh bab. Ada pemikiran yang berada di dalam kurung, yaitu lingkar diri, lingkar keluarga, dan lingkar sesama dengan bab tentang lingkar diri lebih dominan dibahas. Jadi, contoh ini menggambarkan keunikan buah pikiran dan perasaan seorang penulis.

Selain angka 7, Ippho juga ternyata "senang" dengan angka 8. Di dalam bukunya Percepatan Rezeki, Anda akan temukan butiran pemikiran dalam bentuk 8 poin dari Ippho.

Apakah hal itu kebetulan? Tentu tidak karena angka 8 itu dapat digunakan sebagai ciri yang mudah diingat, termasuk bagi penulis sendiri ketika ia berada dalam kegiatan tatap muka seperti bedah buku atau unjuk wicara.

Fenomena pemikiran penulis seperti Covey atau Ippho menunjukkan kepada kita bahwa gagasan dapat dipecah menjadi poin-poin atau butiran yang mengandung makna tertentu. Di perbukuan kita dapat melihat sebuah gagasan diwujudkan dengan judul menggunakan angka, seperti 7, 13, 30, 33, 40, 101, hingga 1.001.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun