Mohon tunggu...
Bambang Sutedjo
Bambang Sutedjo Mohon Tunggu... Pemerhati IPOLEKSOSBUDHANKAM

Pemerhati IPOLEKSOSBUDHANKAM. Dari DAS Kedunggaleng, sektor Bandaran-Dringu-Kab. Probolinggo-JATIM. Alumni FKIP Geografi UNDANA Kupang-NTT; FKIP Geografi UNCEN Papua; Semster 2 FAPERTA UNEJ; Semerter Akhir Teknik Informatika STT Nurul Jadid (Sekarang UNUJA). Kepala Perpustakaan Prapanca SMPN 2 Maron. Sejak SD kelas 3 Senang Membaca buku-buku Teknologi dan sejarah, terutama karangan Bung Karno.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karnaval Kemerdekaan Desa Dringu

7 September 2025   21:30 Diperbarui: 7 September 2025   21:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)

DRINGU, Probolinggo – Kemeriahan luar biasa menyelimuti Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, (Minggu Pahing, 7 September 2025) dalam gelaran Karnaval Kebudayaan yang menjadi acara penutup dari serangkaian resepsi di tingkat RT dan RW se-desa. Seluruh warga, dari semua RT dan RW se-Desa Dringu, bersatu padu dalam karnaval ini, menjadikannya sebuah perayaan kebersamaan yang masif. Didukung penuh oleh Forkopimka Kecamatan Dringu dan DPRD Kabupaten Probolinggo, acara ini menjadi puncak dari semangat persatuan dan gotong royong warga.

(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)
(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)

Khususnya, Karnaval Kebudayaan dari RT 06/RW 03 Dusun Bandaran berhasil mencuri perhatian dengan mengangkat tema "Nelayan Tradisional Bandaran." Lagu "Nenek Moyangku Orang Pelaut" terasa hidup di Bandaran, namun dengan makna yang lebih dalam: nelayan di sini adalah penjaga laut yang senantiasa menjaga harmoni dengan alam.

(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)
(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)

Acara dibuka secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Camat Dringu, Ibu Indah Rohani, S.Sos., MM., didampingi Kepala Desa Dringu, Bapak Kuryadi, S.H., serta disaksikan oleh seluruh anggota Forkopimka Kecamatan Dringu. Setelah itu, arak-arakan karnaval menampilkan berbagai ikon nelayan tradisional, seperti miniatur perahu, alat tangkap ikan, dan kostum unik yang terinspirasi dari kehidupan di laut, merefleksikan identitas bahari yang kuat.

(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)
(Sumber Gambar: Kasipem Kec Dringu, Iswahyudi)

Perahu Kole'an: Simbol Pelestarian dan Harapan Baru di Laut Jawa

Sorotan utama dari Karnaval Kebudayaan ini adalah prototipe perahu Kole'an, yang dibawa keliling sebagai lambang komitmen warga terhadap keberlanjutan. Perahu ini bukan sekadar alat transportasi atau penangkap ikan, melainkan sebuah filosofi. Desain dan cara operasionalnya merefleksikan pendekatan yang tidak merusak lingkungan.

(Sumber: Bambang Sutedjo, sek. Pokmaswas Mutiara Laut)
(Sumber: Bambang Sutedjo, sek. Pokmaswas Mutiara Laut)

Dalam era di mana penangkapan ikan ilegal (melanggar UU) dan merusak ekosistem menjadi isu global, perahu Kole'an tampil sebagai solusi lokal. Ia menjadi pengingat bahwa praktik-praktik tradisional sering kali lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan mempromosikan Kole'an, Dusun Bandaran mengirimkan pesan kuat kepada dunia bahwa kemajuan tidak harus mengorbankan kelestarian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun