Aturan emas atau golden ways merupakan salah satu cara untuk mencapai predikat insan berharga.
Di hamparan kemungkinan, terhidang menu mana yang paling sreg untuk dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketenangan, merupakan prasyarat agar berbagai pertimbangan semakin terlihat jernih.
Didorong oleh niat yang bersih pula, dilontarkanlah pertanyaan untuk diri sendiri : "Saya ingin menjadi insan seperti apa di kemudian hari ?"
Apakah sekedar menjadi homo faber, atau homo ludens, atau homo sapiens ?
Homo faber adalah pekerja rutin meniru mesin. Homo ludens suka berhura-hura saja. Atau menjadi homo sapiens, yang cenderung berbuat agar mampu meraih predikat insan kamil.
Insani itu pasti membawa unsur manusiawi. Ia merupakan jiwa yang dinamis. Dan karena itu kadar kepribadiannya akan memancar kuat, tidak miyar-miyur mudah diterbangkan angin.
Bukan berarti si mayoritas pasti lebih berhasil dibandingkan kelompok minoritas. Bisa jadi malah sebaliknya. Kesamaan ideologi bukanlah satu-satunya jaminan.
Predikat pemberi kontribusi, mampu melihat bahwa homogenitas bukanlah jaminan dalam proses pencapaian keberhasilan. Itu karena penghayatan oleh setiap orang punya kecenderungan yang berbeda-beda pula.Â
Jika pilihan jatuh ingin menjadi pekerja rutin, tidak memerlukan perangkat peningkatan produktivitas kerja. "Hari ini sama dengan hari kemarin, dan sama pula dengan keesokannya". Yang paling menenteramkan di hati, jika bisa seperti baling-baling. Berputar terus menerus dalam rangka memenuhi keinginan orang lain.