Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sungguh Bernas Aturan Emas

21 September 2021   03:50 Diperbarui: 21 September 2021   04:03 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aturan emas atau golden ways merupakan salah satu cara untuk mencapai predikat insan berharga.

Di hamparan kemungkinan, terhidang menu mana yang paling sreg untuk dijadikan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

Ketenangan, merupakan prasyarat agar berbagai pertimbangan semakin terlihat jernih.

Didorong oleh niat yang bersih pula, dilontarkanlah pertanyaan untuk diri sendiri : "Saya ingin menjadi insan seperti apa di kemudian hari ?"

Apakah sekedar menjadi homo faber, atau homo ludens, atau homo sapiens ?

Homo faber adalah pekerja rutin meniru mesin. Homo ludens suka berhura-hura saja. Atau menjadi homo sapiens, yang cenderung berbuat agar mampu meraih predikat insan kamil.

Insani itu pasti membawa unsur manusiawi. Ia merupakan jiwa yang dinamis. Dan karena itu kadar kepribadiannya akan memancar kuat, tidak miyar-miyur mudah diterbangkan angin.

Bukan berarti si mayoritas pasti lebih berhasil dibandingkan kelompok minoritas. Bisa jadi malah sebaliknya. Kesamaan ideologi bukanlah satu-satunya jaminan.

Predikat pemberi kontribusi, mampu melihat bahwa homogenitas bukanlah jaminan dalam proses pencapaian keberhasilan. Itu karena penghayatan oleh setiap orang punya kecenderungan yang berbeda-beda pula. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Golden ways atau aturan emas selalu khas. Walau pun rumusannya sama persis, tetapi penghayatannya berbeda-beda. Dan tentu, perilaku dalam proses pencapaiannya berbeda pula.

Jika pilihan jatuh ingin menjadi pekerja rutin, tidak memerlukan perangkat peningkatan produktivitas kerja. "Hari ini sama dengan hari kemarin, dan sama pula dengan keesokannya". Yang paling menenteramkan di hati, jika bisa seperti baling-baling. Berputar terus menerus dalam rangka memenuhi keinginan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun