Persahabatan adalah akibat. Ia merupakan hasil dari hubungan sosial yang bermutu di masa lalu. Kemudian mampu lestari mengikuti hingga kini. Umumnya hukum kausalitasnya menyambung dan membubung.
Di dalam persahabatan ada juga cinta. Philia ini membedakan jenis cinta yang berdasarkan keinginan belaka.
Padang rumput tropis atau sub tropis dapat dijadikan gambaran, betapa persahabatan itu menenteramkan.
Di sana sini semak masih tumbuh alami. Berdampingan dengan pepohonan besar. Sumber mata air pun memancar dan mengalir hingga jauh, memberi manfaat tanpa pilih kasih. Secara alamiah, ia mampu hidup berdampingan dengan hutan tropika, bahkan gurun kering.
Makna persahabatan bersifat meluas tapi punya kekhususan makna. Mereka senantiasa rindu untuk merawatnya. Itulah mengapa persahabatan itu mampu mengabadi.
Dalam kehidupan sehari-hari pun nuansa persahabatan berkontribusi.
Pernahkah ikut dalam percakapan WA Grup ? Banyak yang menjadikan kemudahan tersebut menjadi sumber silang sengkarut. Ujaran kebencian, lalu bersilang kata, dan akhirnya ke luar begitu saja.
Tetapi banyak juga yang lebih lestari. Karena mampu saling mengerti, tiada dominasi emosi. Bahkan, jika materi obrolan sudah kebablasan, dihapus sendiri.
Bagi mereka yang telah bersahabat lama, sering menjadi sangat perasa. Jika ada anggota grup yang tiba-tiba ke luar tanpa sebab, insting otomatis berbicara : "Jangan-jangan sedang sakit, atau menghadapi kesulitan lainnya". Lalu rasa kesetiakawan pun muncul dengan sendirinya.
Enerji untuk merawat persahabatan dapat diusahakan tetap bergelora. Rentang waktu tak dijadikan masalah. Apalagi kesibukan kecil yang sering dijadikan kambing hitamnya.
Ketulusan adalah salah satu kuncinya. Jejak persahabatan tidak seperti menginjak pasir di pantai. Tertiup angin atau disapu air, kembali rata tak berbekas.