Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Hari Gini Masih Bicara Korupsi?

14 Juni 2021   11:33 Diperbarui: 14 Juni 2021   12:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mestinya saat ini kita sudah lebih banyak melakukan penindakan, dari pada mengoleksi penyebab terjadinya korupsi.

Perilaku koruptif pasti tidak mungkin dilakukan sendirian. Itu cara kuna, seperti menggali tanah di bawah pintu, agar bisa memasukkan kepala dan badan ke dalam rumah. Itu namanya mbabah.

Kejahatan kerah putih lain lagi. Para pelakunya pasti sedang menjadi elemen yang saling menguntungkan dan saling berkewajiban. Misal, kerjasama antara swasta dengan aparatur negara. Jaringan para pengambil keputusan itulah yang mempengaruhi kompetensi untuk hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tersebut.

Baru kemudian mengatur integritas. Skenario kebohongan publik dibuat oleh ahlinya. Informasi bohong yang selalu diulang-ulang akan dikesani sebagai kebenaran. Tinggal disempurnakan dengan langkah untuk mengesani suatu pengkhianatan menjadi isu kemuliaan pengabdian.

Jika semua skenario itu juga melibatkan fungsi ganda, lebih enak lagi. Ketaksaan atau ambiguitas menjadi lahan subur untuk semakin melicinkan diri.

Peluang untuk menjadi koruptif sebenarnya sangat mungkin terjadi di mana-mana. Namun, kalau diperingkat, juaranya masih sekitar negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia.

Upaya preventif sangat mungkin tersandung oleh pembusukan kepala. Kalau itu sudah kena, maka badan dan ekornya akan menyusul busuk pula. Jika hukum ikut-ikutan membusuk, dengan ribuan webinar pun tak akan mampu untuk menanggulanginya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun