Saya tinggal di kompleks perumahan. Penghuninya beragam. Kebanyakan keluarga muda yang masih punya orang tua. Mereka mudik dengan berbagai cara.
Sehari sebelum lebaran, kompleks perumahan sangat sepi. Biasanya sebagian besar sudah mudik. Rumah-rumah kosong. Siang hari, lampu tetap dinyalakan. Dua tahun ini penjagaan khusus lebaran ditiadakan. Mobilitas orang berlalu lalang di kompleks perumahan jauh berkurang.
Saya bermaksud mengurus logistik. Biar suasana lebaran agak berbeda sedikit. Ternyata ada Warung Padang yang menerima pesanan. "Terus terang kami belum bisa menetapkan harga. Harga daging semakin tinggi terbang", begitu kata Pak Datuk pemilik warung tersebut.
Pulang dari mengurus pesanan, sudah mendekati saat berbuka puasa. Jalanan macet. Restoran penuh dengan acara berbuka puasa bersama. Akhirnya kembali ke rumah yang lebih sepi.
Aplikasi berpuasa di masa pandemi memang khas. Karena berbagai pembatasan, saat berbuka sudah terasa hari rayanya. Total jendral sudah hampir tigapuluh hari berbuka dengan menu istimewa. Karena itu budget pun meningkat berlipat. Secara iseng saya bertanya pada diri sendiri, apakah ini cara yang tepat untuk menghayati hakikat berpuasa ?