Saya sebenarnya rindu perilaku merak. Bulunya itu lho, yang membuat merak ati. Tertarik mengidolakannya. Sedangkan serigala saya lebih banyak tahu dari cerita. Seumur-umur, saya belum pernah menjumpainya.
Katanya, serigala itu ditakuti di Republik Perbinatangan. Mereka berhasil merebut pengaruh. Tak ada pendekatan dengan hati. Mereka semakin sulit disentuh.
Di hutan belantara, benci atau disukai kentara sekali. Eksekusinya jelas. Tidak ada diplomasi untuk berkata tidak, padahal ya. Atau berkata ya, padahal tidak.
Paling, kalau kekuatan mereka berimbang, ada proses pengasingan atau eleminasi. Karena bukan semata-mata makhluk sosial, hal itu tidak berpengaruh secara signifikan.
Perilaku yang mirip merak atau serigala mempunyai jalan sendiri-sendiri. Jalan merak, bukanlah jalan serigala. Demikian pula sebaliknya.
Jika merak tidak mampu  meluruskan diri sendiri, tentu akan sulit mengubah perilaku serigala. Serigala juga begitu. Kalau ia tak pernah menghormati, tapi ingin selalu dihormati, itu pelanggaran etika kebinatangan.
Merak dan serigala sering lupa bahwa mereka masih hidup di hutan belantara yang teramat kejam.