Di sektor apa pun, pasti akan menjumpai masalah. Pemerintah, sedang menghadapi pandemi dan intoleransi. Perusahaan, tidak ingin terus merugi. Sekolah, kangen bertatap muka kembali. Masyarakat, sudah bosan ndhekem di rumah, dan ingin segera pergi rekreasi.
Ketika terjadi masalah, memang sulit menebak seperti apa wujud masa depan nanti. Futurus, pastilah sesuatu yang akan terjadi nanti. Paling tidak ada sinyal trontong-trontong, sesudah saat sekarang, atau dalam waktu yang paling dekat. Hidup itu abadi. Masa depan adalah bagian dari keabadian itu sendiri.
Sophocles pernah berkata : "Jika sedang menghadapi permasalahan, waspadalah terhadap bahaya". Bahaya itu munculnya saat menghadapi halangan yang tidak disangka-sangka.
Pro kontra terhadap vaksinasi misalnya, menjadi ajang berpendapat berdasarkan filsafat. "Bila tidak dipercaya, mengapa percaya terhadap yang dipercaya ? Apa perbedaan hakiki antara percaya dengan tindakan rubuh-rubuh gedhang, yang hanya mencontoh orang yang tidak percaya ?
"Rem acu tetigisti", adalah tentang fakta bahwa seseorang itu punya peluang untuk mengambil keputusan secara tepat sasaran. "Seperti ketepatan dalam menentukan titik tusuk sebuah jarum".
Cara yang berhasil guna, pasti mengena di sasarannya. Apalagi jika kategori masalah tidak ngayawara, liar berkembang ke mana-mana. Ibarat menusuk dengan jarum, sekali tusuk pasti mengena. Itu antara lain, karena telah paham permasalahannya.