Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cinta pun Terbang

25 Februari 2021   09:07 Diperbarui: 25 Februari 2021   09:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Salah itu tempatnya di sana, bukan di sini. Itulah sebabnya blame others selalu berniat mengingatkan. Ujung-ujungnya ya tetap saja saling salah menyalahkan.

Dalam suasana bercinta-cinta misalnya, musim ujian selalu jatuh setelah bulan madu. Romantisme melorot. Entah siapa yang memulai. Pria, wanita, atau keduanya. Konon cerita, pernikahan yang hanya didasari romantisme belaka, rentan terhadap badai salah menyalahkan. "Kamu salah, akulah yang benar".

Proses percintaan itu sebenarnya tak kan pernah selesai. Itu disebabkan keberlangsungannya nyambung. Saat lalu bermimpi harmonis. Setelah terpenuhi, ada saja yang belum selesai. Begitu seterusnya, hingga harapan pasangan itu dianggap mendekati selesai.

Di dalam pergulatan bersama tersebut, pengakuan sebagai pihak yang paling berkorban, malah memicu pertengkaran. Apalagi dari tahun ke tahun, semakin jarang berbagi perhatian, dan masih ngotot saja berpendirian.

Shakespeare malah lebih sarkastis. Katanya : "Cinta yang tak terawat, hanya dipenuhi oleh keluhan dan tangisan". Kemudian olehnya diteruskan dengan pernyataan : cinta hanya tercipta dari kekaguman palsu. Cinta adalah kumpulan dari ketidaksabaran. Dan cinta berlumuran pengamatan untuk saling mengungkit celah kesalahan.

"Nullis amor est medicabilis herbis". Tidak ada penyakit cinta yang mampu disembuhkan dengan ramuan obat.

Cinta bukanlah virus penyakit. Tetapi penyandangnya, seperti menderita kena wabah penyakit. Menyebar dan membubung tinggi, hingga tak mungkin terlihat lagi.

Divaksin gratisan pun percuma. Jaga jarak, apalagi. Malah emosi makin membara. Cinta terbang membubung, diikuti rasa yang paling murung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun