Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sabar Tersubur

23 Februari 2021   09:07 Diperbarui: 23 Februari 2021   09:14 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di manakah letak kesabaran itu ? Konon, orang menjadi sabar, apabila diuji dalam kondisi marah. Kalau mengujinya saat tenang, emosi hangat melenggang. Tentu tidak dimaksudkan untuk membuat hari-hari penuh kemarahan.

Pada hakikatnya, sabar terbelah menjadi dua bagian. Pertama, sabar terhadap yang paling dibenci. Kedua, sabar terhadap yang paling disukai.

Terhadap kategori marah terhadap hal-hal yang paling dibenci, semua pernah mengalami. Reaksinya pun sama. Sambil mengelus dada, lalu bilang :"Sabar-sabar".

Namun untuk sabar terhadap hal-hal yang paling disukai, sering tidak melalui proses mengelus dada. Paling ngomongnya begini : "Padahal saya makan jerohan hanya sedikit lho". Itu diucapkan ketika badan sudah susah bergerak. Persendian kaku semua. "Enake sak klentheng, larane sak rendheng". Kenikmatan sesaat, mengakibatkan sakit berlipat-lipat.

Diskusi pun mengarah ke pengertian sabar dangkal, bukan sabar penuh penghayatan. Kesenangan memang membutakan dan mendangkalkan. "Setinggi apa pun gunung, di atasnya selalu ada karang terjal yang membutakan". Di kedalaman samudera pun begitu. Akan dijumpai karang indah, namun membahayakan. Padahal jalan kehidupan, ditempuh dalam ketinggian dan kedalaman.

Kesabaran mengandung sifat-sifat : tabah, telaten, panjanghati, tenang, pemaaf, dan toleran. Kebalikannya, tidak sabar itu suka gaduh, riuh, dan cara yang paling buruk pun ditempuh. Tidak semua orang mampu untuk menyapu dada dengan segera.

Sejatinya, kesabaran itu mampu mengalahkan segalanya : "Patientia vincit omnia" .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun