Mohon tunggu...
Sang Punggawa
Sang Punggawa Mohon Tunggu... lainnya -

Reporter

Selanjutnya

Tutup

Money

Perlu Gebrakan Nasional Meningkatkan Industri Manufacturing di Indonesia

23 Februari 2017   12:14 Diperbarui: 23 Februari 2017   22:00 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlu Gebrakan Nasional Meningkatkan Industri Manufacturing di Indonesia

Jakarta : Menurunnya tingkat produk lokal yang hanya mencapai 8 persen dan 92 persen diperoleh dari produk import menjadi perhatian khusus para pelaku Industeri di Indonesia. Menyikapi hal tersebut para Praktisi, Gouvernment dan Akademisi  yang tergabung dalam berbagai assosiasi ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik Manajemen Industri) dan PII (Persatuan Insinyur Indonesia) dan IRIJ (Institute of Research Indonesia Japan) berkolaborasi untuk menggelar workshop yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi ke pihak pemerintah  yang disimpulkan melalui buku Indonesia Industry Update 2017, Rabu (22/2).

Menurut Project Leader Indonesia Industry Update 2017, Indah Kembang Lia bahwa kelemahan Indonesia dalam peningkatan produksi di indonesia terbentur dimasalah Birokrasi yang terlalu memakan waku lama. "Bahkan untuk membuat sebuah mesin manfacture  mengurus izin bisa memakan waktu bisa 3 sampai 5 tahun sedangkan demand di Indonesia sangat besar sekitar 250 juta dan itu akan makin bertambah oleh karena itu kita terpaksa import".

Indah menambahkan bahwa para pelaku usaha untuk melakukan importpun masih menguntungkan karena birokrasi yang relatif sederhana, dibanding membuat perusahaan sendiri, sehingga asumsi para pelaku bisnis di Indonesia tertanam bahwa lebih mudah mengimport, membeli dari pada membuat. "Disisi lain kita harus berkompetisi dengan tujuan yang sama tujuan yang sama dan produksi yang sama, namun harga lebih murah misalnya produk dari China atau negara-negara tetangga yang lain:

"Kepercayaan konsumen Indonesia sendiri sebenarnya sangat mencintai produk-produk lokal seperti kerajinan, namun untuk produk-produk rumah tangga, elektronik seperti produk China, Korea, Jepang mereka membuat mind set bahwa produk-produk mereka lebih unggul secara kualitas, sedangkan Indonesia belum ada pembuktian bahwa produk-produk kita bisa bersaing dengan produk-produk mereka" kembali Indah menambahkan.

Oleh karena untuk meningkatkan Industeri dalam negeri terlebih disaat menghadapi Pasar Bebas Ekonomi Asia (APEC), Indonesia perlu membuat 'Gebrakan Nasional' bukan hanya dalam skala kecil, tapi dalam skala yang lebih besar. Selain itu Pemerintah harus mensosialisasikan bahwa produk-produk Indonesia sudah memenuhi standard baik mutu, kelayakan, keamanan dan bisa dikonsumsi disamping pasar juga mempunyai tujuan yang sama.

"Dengan adanya workshop bersama narasumber yang ahli dibidang Infrastructure, Management Industeri seperti : Faisal Safar (Konsultan Manufacturing Industeri-Industeri di Indonesia) Prof Dr. Danang Parukesit (Komisaris perkeretaapian Indonesia juga merupakan Guru Besar di UGM dan ahli dibidang Infrastruktur, Utilitas dan Investasi serta Andre Mulpyana (Konsultan dan juga pernah menjadi Salah satu Direksi BUMD di Tangerang Selatan) dan nara sumber yang berkompeten juga didukung oleh para assosiasi-assosiasi, maka workshop ini merupakan jantung dalam pembuatan buku riset, jadi hasil dari workshop ini akan kami simpulkan dan kita kelola untuk menjadi buku riset Industry Update 2017. Insya Allah akan terbit di awal Maret tahun ini". (Hefrizal)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun