Hitamnya kereta api...
Biar hitam...
Banyak yang menanti..
Teman-teman pasti pernah mendengar syair lagu itu. Ya, kereta api dulu walau hitam, memang selalu dinanti. Mungkin karena asapnya yang mengepul-ngepul, jadi gerbongnya ikut hitam hehehe.
Tapi.. itu dulu. Sekarang tengoklah, wajah Kereta Api Indonesia! Gerbongnya keren, relnya ganda, dan waktu tempuh perjalanan semakin cepat.
Saya mau cerita awal pertama kali saya naik kereta api. Waktu itu tahun 1998, saat saya pertama kali merantau ke Jakarta diantar oleh Ibu saya. Dari Makassar, kami naik kapal pelni menuju ke Tanjung Priok Jakarta, yang sebelumnya transit dulu di Surabaya.
Nah, sebelum cari kerja di Jakarta, saya dan Ibu sowan dulu ke rumah nenek di Gombong, Kebumen Jawa Tengah. Dan kami naik kereta api ekonomi dari Bekasi. kalau tidak salah, harganya 11 ribu.
Itulah jadi awal pengalaman pertama saya naik kereta api. Soalnya, Â di Makassar (yang dulu namanya amsih Ujung Pandang), belum ada kereta api. jadi selama tinggal di sana, saya tahunya kereta dari televisi dan majalah anak-anak. Terus sambil nyanyi naik kereta api tut..tut..tut.. saya membayangkan naik kereta api hehehe.
Begitu Syulit Naik Kereta...
Pengalaman naik kereta api selanjutnya itu saat diajak pulang mudik lebaran dan masih tahun 1998. Jadi di sebuah lingkungan kontrakan di Jakarta Timur dekat kawasan Pulo Gadung, itu tinggal banyak saudara-saudara dari nenek saya. Ada sepupu bapak saya, keponakan bapak saya, termasuk tetangga nenek saya hahaha. Makanya diajaklah lebaran pertama di rumah nenek.