"The application of the Scripture, by person, to every area of life." (John M. Frame)
Dalam pandemi begini kok berteologi. Kurang kerjaan apa? Bukan waktunya, Bro! Itu sok-sokan dan mengada-ada namanya! Urusi saja kesehatan dan imunitas tubuhmu! Komentar atas judul artikel saya seperti itu, sah-sah saja. Namun sebaiknya baca dulu tulisan saya ini sampai selesai, supaya ngeh atau paham dengan substansinya.
Sebagian orang berpendapat, bahwa teologi itu rumit, njlimet dan bikin mumet. Tidak relevan bagi kehidupan manusia modern. Membosankan, menyedihkan dan bisa menjadi racun bagi pertumbuhan iman seseorang.Â
Bahkan bisa menimbulkan perpecahan dalam jemaat Tuhan. Sebagian yang lainnya lagi berpendapat, bahwa sebenarnya kita tidak memerlukan teologi. Itu tidak penting bagi pelayanan dan kehidupan praktis kita.Â
Menurutnya, teologi hanya dibutuhkan dalam kampus-kampus seminari. Hanya penting bagi para professor, doktor, teolog dan mahasiswa teologia saja.
Jelas itu sebuah kesalahpahaman dan kekurangpahaman dalam memandang teologi. Pada kesempatan lain, saya akan mengulas khusus tentang berbagai kesalahpahaman tersebut. Tetapi sekarang, saya ingin menjelaskan sedikit tentang pentingnya berteologi dalam setiap tahap kehidupan orang Kristen. Sebab teologi bukan melulu soal akademis, tapi sangat berkaitan dengan hal-hal yang praktis juga.
Teologi itu apa sih?
Teologi sendiri berasal dari dua kata Yunani. Yaitu theos (Tuhan) dan logia (pengetahuan, ide, percakapan, argumentasi dan wacana). Jadi secara sederhananya, teologi berarti "pemikiran dan percakapan tentang Tuhan yang dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan tentang Tuhan." Atau singkatnya, teologi adalah ilmu tentang Tuhan.
Sebab itu, barangsiapa yang belajar dan berpikir tentang Tuhan, mereka sudah atau sedang berteologi. Orang ateis pun sebenarnya berteologi juga. Karena mereka berpikir juga tentang Tuhan. Cuma hasil pikirnya, mereka tak mempercayai keberadaan Tuhan. Dan ketidakpercayaannya itu dinyatakan lewat cara hidup mereka.
Kalau orang ateis pun berteologi, maka semua pengikut Kristus, pasti berteologi atau pernah berteologi. Mungkinkah seorang yang sungguh beriman kepada Tuhan Yesus tidak pernah belajar dan berpikir tentang Tuhan Yesus?Â
Terus ketika mereka membaca Alkitabnya, yang direnungkan dan dipikirkan itu siapa? Juga saat mereka mendengarkan khotbah pendetanya, firman siapa yang dipercayainya? Dan ketika mereka memuji dan menyembah Tuhan, siapa yang ada dalam hati dan pikiran mereka?