Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Presiden di Atas Semua Golongan "Pose Jari"

10 Januari 2019   08:53 Diperbarui: 10 Januari 2019   14:14 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang rada sulit membedakan kapan presiden berperan sebagai capres atau sebaliknya. Begitu juga sulit membedakan kapan gubernur atau bupati berperan sebagai timses atau sebaliknya.

Kalau Anies memang tidak tercatat sebagai timses. Kalau pro-Prabowo, pastilah. Kalau dia berpose dua jari di acara internal Partai Gerindra, itu aksi satu-satunya. 

Kan dia lagi berperan sebagai Anies karena sudah mengirim izin cuti ke Mendagri. Lagipula hanya berlangsung dalam hitungan detik.

Kalau yang agak lamaan sewaktu menyambut kedatangan tim suporter Persija. Maklum, lambang jari Persija dengan lambang jari Prabowo-Sandi kebetulan sama. Kalau Roger bilang, itu lambang akal sehat.

Cara yang paling mudah membedakan capres dengan presiden adalah dari kegiatannya. Kalau memakai mobil dinas lengkap dengan protokolernya, ya itu berarti sedang berperan jadi presiden. Ini penting.

Misalnya, presiden datang  ke Ponorogo dalam rangka perjalanan dinas membagikan sertifikat tanah. Selagi berperan sebagai presiden, dia harus berada di atas semua golongan. Dalam musim pilpres ini presiden juga harus berada di atas dua lambang jari yang lagi cari perhatian.

Kalau rakyatnya menyambut kedatangannya dengan salam dua jari, ya mesti dipahami sebagai sambutan rakyat setempat yang kebetulan pro-Prabowo. Karena berperan ganda, orangnya itu-itu juga, presiden mau tidak mau ya mesti membalas dengan lambaian tangan lima jari biar netral gitu.

Begitu juga jika disambut dengan lambang jempol atau satu jari, ya tetap dibalas dengan lambaian lima jari. Soal tafsir Hersubeno Arief yang bilang, sambutan dua jari itu sebagai bentuk  pembangkangan rakyat (social disobedience) itu urusan pengamat. 

Jadi, kalau misalnya ada DPD atau DPC  salah satu parpol koalisi petahana mengadukan aksi lambaian dua jari  itu ke Bawaslu, relevansinya apa? Peran sebagai presiden kan nggak ada urusan dengan Bawaslu.

Presiden kan berada di atas dua golongan yang beda lambang jari. Kalau presiden datang sebagai capres menemui relawannya, lalu disambut dengan lambaian dua jari, beda lagi ceritanya. 

Paspampres juga mesti berperan ganda. Kalau lagi mengawal presiden, ya biarin saja orang mau ikutan  foto bareng presiden dengan lambang satu jari atau dua jari. Kalau lagi ngawal capres, boleh lah tertibkan lambang dua jari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun