Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

TKN vs BPN, Nyinyir vs Taktis

14 Desember 2018   13:22 Diperbarui: 14 Desember 2018   13:36 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 TKN, Tim Pemenangan Nasional Jokowi-KHMA
 BPN, Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga
 TKN diketuai oleh Erick Thohir, BPN diketaui oleh Djoko Santoso

 Walaupun Ercik Thohir minim pengalaman politik dan pemerintahan, tapi karena dia sukses mengurus  hajat besar berskala internasional , Asian Games dan sejumlah bisnis  olah raga dan hiburan yang digelutinya maka dia terpilih memimpin TKN. Riwayat pendidikannya, Gelar sarjana Bachelor of Arts ia raih dari Glendale University, Amerika Serikat. Erick menyelesaikan program pendidikan masternya, Bisnis Administrasi, dari Universitas Nasional California, pada 1993. Pengalaman organisasinya hanya di organisasi  olah raga.

 Djoko Santoso, mantan panglima TNI era pemerintahan SBY, kalau sudah jadi panglima, tak perlulah dibeberkan riwayat pendidikan militernya, pernah melanjutkan studi S-1 Ilmu Politik dan S02 Manajemen Politik di Universitas Terbuka, Jakarta. Sejumlah organisasi, dari Buku Tangkis, persaudaraan haji, sampai organisasi petani tercatat sebagai penasihat.  Terjun ke politik  praktis di Partai Gerindra. 

  Kontrasnya profil kedua ketua tim pemenangan itu tergambar dari kinerja keduanya, baik yang nampak di media maupun hasilnya. Sebagai tokoh yang minim pengalaman politik, Erick Thohir nampak sekali kurang taktis menakhodai TKN. Beda dengan Djoko Santoso.

 Kita memang tidak bisa melongok dapur tim pemenangan masing-masing. Kita hanya bisa membaca di media. Berbeda dengan Djoko Santoso yang irit bicara tapi banyak bekerja, Erick Thohir, isu apa saja dikomentari. Nggak peduli isu penting atau isu recehan.  Belum nampak ada  kejutan atau terobosan dari TKN. Karena dia bukan politisi, komentarnya nampak garing. Dan tentu saja argumennya mudah dipatahkan.

 Misalnya isu recehan soal poster penolakan Sandiaga Uno. TKN mengarang cerita bahwa Sandiaga sedang bersandiwara, sedang memainkan playing victim. Indikiasinya, ada yang ingin mencopot poster itu tapi dilarang oleh Sandi.

 Sandiwaranya dimana?  Kalau mau sandiwara playing victim, gampang saja. Tinggal menyewa beberapa orang  dengan wajah galak , mengusir Sandiaga. Tanpa pikir panjang, Sandiaga meninggalkan pasar itu. Itu baru namanya sandiwara playing victim. 

 Melarang mencopot poster penolakan dikatakan bukti sandiwara, jauh panggang dari api. Sandiaga ingin mengirim pesan bahwa boleh berbeda pilihan politik, jangan memberangus pilihan orang lain yang disuarakan melalui sejumlah poster itu. Nah, kalau menuduh  sikap Sandiaga ini pencitraan, masih masuk akal. Playing victim mah jauh,Bro.  

 Lagipula kalau mau  menuduh Sandiaga bersandiwara, kan mudah saja, tinggal datangi Dirjon. Korek latar belakang pilihan politik Dirjon, atau cek pilihan politik  mayoritas  masyarakat setempat. Hal itu belum dilakukan, tapi sudah melompat pada tuduhan bersandiwara.  Itu mah cara berpolitik recehan. Katanya  kalau menuduh harus pakai data?

 Isu lain soal tuduhan pada pers nasional yang menjadi brosur pemerintah. Pers yang terkooptasi.  TKN menjawab  tuduhan itu dengan sangat lugu. Erick Tohir membanggakan kedekatan pemerintah atau Capres petahana dengan pers. Erick mengatakan, pers  adalah sahabat baik TKN, dan akan terus sebagai sahabat. Lho? Pernyataan itu kan malah semakin menegaskan bahwa  pers adalah brosur pemerintah.

 Beda kalau misalnya untuk melawan isu itu, TKN sok bijak dengan mengatakan, tidak benar pers sebagai corong  pemerintah. Pers hanya memberitakan fakta yang terjadi. Kalau pers banyak  memberitakan keberhasilan pemerintah, karena memang itu faktanya. Bandingkan dengan BPN. Djoko Santoso irit bicara, dia tidak mau melayani isu recehan. Dia bicara jika memang ada hal yang penting untuk dibicarakan. Nampak hasil kerjanya lebih taktis. Misalnya, mendadak dia bikin kejutan dengan rencana pemindahan posko pemenangan ke daerah yang dikuasai lawan.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun