Mohon tunggu...
Balya Nur
Balya Nur Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yang penting masih bisa nulis

yang penting menulis, menulis,menulis. balyanurmd.wordpress.com ceritamargadewa.wordpress.com bbetawi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa Tebar Ketakutan?

19 Oktober 2018   10:23 Diperbarui: 19 Oktober 2018   10:47 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Beredar video pelajar SMU dalam sebuah upacara di sekolah,  menyanyikan lagu pujian buat Jokowi dipimpin oleh ibu guru wanita.   Tidak ada yang ngeributin. Entahlah, apakah sekolah itu mendapat pujian  dari penguasa.

 Berbeda dengan video diduga pramuka  yang kompakan berseru #2019gantipresiden.  Mendikbud geram, Menpora yang juga timses Jokowi-Ma'ruf tidak kalah  geramnya. TKN JMA, jangan tanya lagi. Walaupun Buwas meragukan itu  anak-anak pramuka beneran, bisa dibayangkan kemarahan tingkat timses itu bisa bikin anak-anak pramuka ketakutan.

 Beda lagi dengan ibu guru sebuah SMAN yang dituduh mengajarkan muridnya  rasa kebencian kepada Jokowi. Saking stresnya karena takut, ibu guru  malang itu walaupun dibela oleh murid-muridnya yang menggelar demo di  sekolah, terpaksa dia minta maaf. Padahal temuan sementara Bawaslu,  tidak ada guru yang mengajarkan rasa kebencian pada Jokowi.

  Belasan menteri dan gubernur menjadi timses Jokowi-Ma'ruf Amin. Apakah  bawahan para menteri dan gubernur akan takut jika mereka punya pilihan  berbeda? Apakah kelompok masyarakat yang punya kepentingan urusan  tertentu dengan para menteri dan gubernur akan takut jika berbeda  pilihan dengan para menteri dan gubernur? Bisa ya, bisa tidak.

  Viral tekuk jari yang dilakukan oleh Paspampres kepada para mahasiswa  yang foto bareng Jokowi,  dan juga oleh Luhut kepada Presiden Bank Dunia  Jim Yong Kim  dan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. Pesannya  jelas.  Mudah dipahami. Cukup bikin cemas pelajar, santri, PNS, teman  menteri, teman gubernur, keluarga dekat, keluarga jauh. Saat mereka foto  bareng yang biasanya ceria sambil mengacungkan dua jari melambangkan  victory, sekarang bisa jadi bermasalah. Walaupun tidak ada petugas yang  menekuk satu jari, foto yang beredar sambil mengacungkan dua jari  lambang victory bisa dimaknai berpolitik praktis. Larangan berpolitik  praktis maknanya juga khusus, mendukung Prabowo-Sandi. Kalau mendukung  Jokowi-KHMA namanya bukan politik parktis, tapi bentuk cinta NKRI.

 Gregetnya,  yang dituduh menyebarkan kampanye ketakutan adalah, siapa  lagi kalau bukan Prabowo. Siapa yang takut dengan kampanye Prabowo?  Masyarakat? Nggak juga ah...Masyarakat mah santai saja. Jadi, siapa yang  takut?

Jangan-jangan yang takut adalah yang takut diganti atawa takut kalah. Hehehehehe...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun