Mohon tunggu...
Anna R.Nawaning S
Anna R.Nawaning S Mohon Tunggu... Konsultan - Writer , Sociopreneur , Traveler and Education Enthusiast

Menulis -/+ 40 buku solo dan antologi-fiksi dan non fiksi diterbitkan oleh berbagai penerbit. Sertifikasi Penulis Non Fiksi BNSP http://balqis57.wordpress.com/about

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Maafkanlah Mereka, Maka Hidup Kita Berjaya

29 April 2023   22:38 Diperbarui: 29 April 2023   22:45 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Raya Idul Fitri identik dengan saling bermaaf-maafkan. Bermaaf-maafkan secara langsung saling berkunjung ataupun melalui WA dan status media sosial lainnya.

Sejujurnya saya sudah tidak merasa "greget" dengan bermaaf-maafan di hari raya ini. Mengapa? Karena banyak yang terasa hal itu sekedar basa-basi atau hal rutin yang memang semestinya dituruti di hari fitri.

Benarkah kita sudah memaafkan semua yang telah terjadi? Jangankan memaafkan orang lain, seringkali terpikir bahwa diri ini belum memaafkan diri sendiri! (Mendadak sambil menulis ini saya ingin mendengarkan lagu Diri yang dinyanyikan Tulus). Oh ya, Sungguh kita telah memaafkan orang lain secara tulus?

Sesungguhnya kita sangat perlu introspeksi diri sebelum memaafkan orang lain. Sudah memaafkan diri sendiri? Siapa lagi yang perlu dimaafkan?

Kita check hubungan dengan orang-orang ini yuk, maafkanlah mereka dengan tulus jika ada kesalahan mereka pada diri kita, sekali pun mereka tidak pernah menyakiti diri dengan sengaja.

Mereka adalah :

1. Kedua orang tua kandung. Masih ada atau telah tiada mereka di dunia ini, maafkanlah segala kesalahan mereka. Khususnya bila mereka tidak mengerti bahwa telah menyakiti. Selalu doakan mereka karena doa kita adalah harta baginya. Kebahagian sesungguhnya. Insya Allah jika kita memaafkan kekurangan atau kesalahan dalam mendidik Anak-anaknya, maka kita akan berjaya. Muliakan pula mereka.

2. Pasangan hidup (suami/istri) sekaligus mertua. Ini bagi yang sudah menikah resmi tentunya. Jika kesalahan pasangan sangat fatal, maka tidak perlu berpura-pura memaafkan. Terpenting kita selalu berjalan dalam aturan Maha Pencipta.

3. Keluarga lainnya. Kakak, adik, Om dan Tante. Jaga hubungan baik dengan mereka. Tidak perlu kita "bersikeras" menghadapi mereka saat ada konflik. Bicarakan segalanya baik-baik dan bermusyawarah.

4. Tetangga. Dalam agama Islam terdapat aturan bertetangga. Saya sangat bersyukur karena sesama tetangga tidak saling kenal dekat. Setidaknya privacy terjaga dan tak pernah ada ghibah diantara kami. Barangkali ini suatu hal yang tidak nyaman bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun bagi kami ini hal yang nyaman dan aman karena kami tidak pernah menyakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun