Mohon tunggu...
TEOBALDUS HEMMA
TEOBALDUS HEMMA Mohon Tunggu... Guru - Pelajar

BERDIALEKTIK

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Keadilan Menurut Plato

24 Agustus 2019   19:08 Diperbarui: 24 Agustus 2019   19:10 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

KONSEP KEADILAN DAN BERNEGARA MENURUT PLATO

 Dalam bukunya yang berjudul Republic, Plato sangatlah menjunjung tinggi konsep Keadilan. Dimana sebuah Negara yang ideal haruslah menganut prinsip mementingkan keadilan.

Asal mula dan hakikat keadilan:

Ketika setiap orang telah melakukan dan menderita karena ketidakadilan dan telah mengalami kedua-duanya, karena tidak sanggup menghindari salah satunya dan meraih salah satunya lagi, masyarakat berpikir bahwa sebaiknya mereka setuju untuk tidak memilih kedua-duanya. Dengan demikian muncullah hukum dan perjanjian timbal balik; dan kejahatan yang ditetapkan dan diatur oleh hukum mereka sebut adil dan sesuai dengan hukum.

Tujuan bernegara menurut Plato:

Dalam buku ke IV, Plato menuliskan tujuan dalam mendirikan Negara adalah bukan untuk kebahagiaan yang tidak merata dari kelompok masyarakat manapun, melainkan untuk kebahagiaan yang paling besar dari seluruh lapisan masyarakat. Ia berpikir bahwa di dalam Negara yang diatur dengan pandangan untuk kebaikan seluruh anak negeri, sangat mungkin ditemukan keadilan yang sesuai dengan proporsinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Plato mendambakan sebuah Negara yang bebas dari pemimpin yang serakah dimana keadilan dijunjung tinggi.

Bentuk-bentuk Negara:

Dalam bukunya Plato memaparkan bahwa segala sesuatu yang memiliki awal pasti juga memilik akhir, demikianlah pula sebuah pemerintahan tidak akan berlangsung selama-lamanya, melainkan pada gilirannya akan bubar. Sehingga dalam bentuk pemerintahan yang baikpun akan mengalami kemerosotannya.

Bentuk pemerintahan yang pertama adalah Aristokrasi. Aristokrasi dipilih Plato sebagai bentuk Negara yang paling baik. Dimana para filsuf yang bijak mampu menentukan mana yang baik dan buruk bagi masyarakat. Mereka memimpin dengan bijkasana dan berasaskan pada kebahagiaan bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga keadilan dan kebaikan dapat dinikmati oleh seluruh warga Negara.

Namun pergeseran pemerintahan akan terjadi ketika generasi berikutnya mulai memimpin. Dikarenakan mereka mendapatkan kekuasaan dengan mudah dari generasi para filsuf sebelumnya, ketamakan akan muncul dalam diri mereka. Sehingga terbentuklah kemerosotan dari pemerintahan Aristokrasi, yaitu Timokrasi/Timarki.

Timokrasi yang merupakan pergeseran dari Aristokrasi, dipimpin oleh para pemimpin yang memiliki ketamakan terhadap harta dan kekuasaan. Dimana mereka lebih mementingkan kepentingan individual mereka sendiri dan melupakan kepentingan rakyat. Kemerosotan semakin terjadi ketika para penguasa mulai menjadi jauh lebih serakah akan harta yang mereka miliki. Sehingga terbentuklah pemerintahan yang baru, yang disebut dengan Oligarki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun