Sebaliknya, mereka yang jiwanya tetap melekat pada perhatian duniawi akan terhambat oleh objek dan keinginan material yang mencemari jiwa mereka, dan akan tetap berada di bumi ini sebagai hantu sampai jiwa mereka menempati tubuh lain.Â
Masing-masing akan bereinkarnasi sesuai dengan perilaku mereka dalam kehidupan ini; Misalnya, penjahat mungkin menjadi serigala, sedangkan warga negara yang baik yang tidak pernah belajar filsafat mungkin menjadi hewan yang disiplin seperti lebah atau semut, atau bahkan diberi tubuh manusia lain untuk dihuni.
Untuk alasan ini, filsuf menghindari nafsu dan keinginan yang menimpa jiwa ketika terkurung di dalam tubuh. Filsafat membantu melepaskan jiwa dari penjara ini, membimbingnya menuju apa yang benar dan adil, dan menjauhkannya dari kesenangan dan penderitaan hidup jasmani.Â
Setiap kesenangan dan rasa sakit seperti paku keling yang menjepit jiwa ke tubuh, membuatnya kurang bisa melarikan diri. Seorang filsuf akan membebaskan diri dari kungkungan ini dengan hanya mendengarkan akal dan mempersiapkan kehidupan setelah kematian.****
****