Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Pikiran Spiritualistik

30 April 2020   16:34 Diperbarui: 30 April 2020   16:32 3027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Pikiran Spiritualistik- Dokpri

Spiritualisme, dalam kajian filsafat, merupakan ciri khas dari sistem pemikiran apa pun yang menegaskan keberadaan realitas immaterial yang tidak terlihat oleh indera. Begitu terdefinisi, spiritualisme mencakup sejumlah besar pandangan filosofis yang sangat beragam. Yang paling jelas, ini berlaku untuk semua filsafat yang menerima gagasan tentang Tuhan yang tak terbatas dan pribadi, keabadian jiwa, atau ketidakmaterialan kecerdasan dan kehendak.

Kurang jelas, itu termasuk kepercayaan pada ide-ide seperti kekuatan kosmik yang terbatas atau pikiran universal, asalkan mereka melampaui batas-batas interpretasi Materialistis yang kasar. Spiritualisme dengan demikian tidak mengatakan apa pun tentang materi, sifat makhluk tertinggi atau kekuatan universal, atau sifat tepat realitas spiritual itu sendiri.

Filsafat Pikiran Spiritualistik  bermula pada gagasan Idealisme Platonik. Filsafat Pikiran Spiritualistik  atau idealistic mengatakan bahwa apapun namanya, pikiran memiliki tingkat independensi  atau realitas yang tidak disinggung dalam teori pikiran yang lain. Dalam idea Platonisme, dualism adalah memisahkan antara materi dengan pikiran yakni memiliki sifat spiritualitas dan keabadian.

Spiritualisme adalah keyakinan metafisik bahwa dunia terdiri dari setidaknya dua substansi mendasar, materi dan roh atau pikiran atau kesadaran, dapat merujuk pada filosofi, doktrin, atau agama yang berkaitan dengan aspek spiritual pada keberadaan;

Filsafat Pikiran Spiritualistik  menurut Henri Bergson [1859-1941], dengan keyakinannya pada kekuatan kosmis spiritual (Elan vital). Menurut Immanuel Kant [1724-1804], Spiritualistik  berubah menjadi monism dalam idealism absolut dan idealism objektif, yang memberi status metafisika pada kesadaran atau pikiran atau rasio kemudian mensubordinasi semua aktivitas mental dalam dirinya sebagai manifestasi dari pikiran absolut.

Rene Le Senne [1882-1954], secara khusus dikenal sebagai spiritualis, meluncurkan publikasi Philosophie de l'esprit ("Filsafat Roh") dan pada tahun 1934 untuk memastikan   roh diberi perhatian yang tepat dalam filsafat modern. Roh  disini dipahami dalam konteks logika, kesadaran, pikiran, mental, rasional [makna diperluas dan diperdalam bukan dalam konteks teologi semata-mata; atau oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel, (1770-1831) menyatakan bahwa "pikiran manusia sebagai "ide Absolut";

Dengan kata lain tradisi personalistik yang tertinggi berasal dari Santo Augustine dan Rene Desacartes dan dihidupkan kembali dalam pemikiran Rudolph Hermann Lotze (1817--1881),  yang kemudian menjadi inspiratory bagi berbagai bentuk idealism personal atau personalisme, dan psikologi personalistik.

Semua bentuk personalisme menekankan posisi sentral realitas diri atau kepribadian. Gagasan Immanuel Kant muncul pada aliran filsafat Voluntarisme yang menganggap dunia dan pemikirannya sebagai manifestasi  dari kehendak atau daya irasional  seperti filsafat Arthur Schopenhauer [1778-1860];

Dan konsep ini termasuk dalam menentukan perkembangan pemikiran awala pada ide pikiran tak sadar manusia [unconscious mind];  rerangka pemikiran Sigmund Freud [1856,-1939], teori psikoanalitik menggunakan pemikian ini menghasilkan 3 registrasi [id, ego, superego], sebagai fondasi biologis, dan materalis;

Fungsi 3 registrasi [id, ego, superego], diketahui melalui superego, yang kemudian dikembangkan diperluas dalam pemikiran Alfred Adler, [1870-1937] dan Carl Gustav Jung (1875-1961); dan yang terakhir ini meninggalkan materialism Sigmud Freud dan menggantikannya dengan realitas psikis sebagai tema dalam personalistik, dan sosial;

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun