Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pendidikan Seks Tanggungjawab Siapa?

27 Februari 2020   19:33 Diperbarui: 27 Februari 2020   19:50 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan Seksuasi_ dokpri

Pendidikan Seks Tanggungjawab Siapa?; Tanggung jawab siapa adalah   tanggung jawab individu, keluarga, atau masyarakat, pemerintah. Seks adalah sifat alami  kebutuhan  manusia sebagai warga negara dan sejauh mana, bagaimana, kapan, dan mengapa? Artikel ini menyelidiki pertanyaan dengan memeriksa perdebatan yang sedang berlangsung tentang pendidikan seks di negara maju mandiri dengan pendekatan filsafat pendidikan secara  komprehensif, disampaikan  di sini melalui kurikulum mereka.

Pendidikan seks adalah sebuah istilah yang mesti digeser menjadi tema pendidikan "Seksuasi" yang berbeda dengan arti Seks.  Seksuasi adalah sebuah kondisi yang berisi gagasan Seks dalam tema sosial politik, bias gender, dan idiologi bahkan menjadi filsafat feminism. Maka kata Seks harus diubah menjadi tema baru sebagai gagasan pemikiran [pendidikan} atau Seksuasi itu sendiri;

Pendidikan Seksuasi, Tanggungjawab Siapa bukan soal hanya masalah tanggungjawab sepele hanya {bagian organ tubuh alat kelamin}, tetapi menyangukut keber-Tubuh-an manusia. Apakah individu boleh bebas menggunakan tubuhnya. Maka pendidikan seksuasi idialnya adalah bukan pendidikan masalah tubuh semata-mata tetapi bagaimana tubuh tersebut dipertanggungjawabkan oleh logika atau pendidikan. Rene Descartes membedakan manusia pada dualitas "Mind, dan Body" adalah gagasan kebertubuhan  bahwa akal budi harus mengendalikan tindakan tubuh";

Dengan meminjam dualitas "Mind, dan Body" maka peradaban manusia penggunaan semua organ tubuh harus mampu dikendalikan oleh Rasionalitas/Jiwa, atau Sukma, dan Harga diri. Maka dua factor ini adalah menjadi penting dalam pendidikan Seksuasi. 

Atau kongkitnya gerak tubuh {terutama organ reproduksi] sebagai wilayah private adalah bersifat bebas bertanggungjawab dalam artian "pikir dulu sebelum berbuat, dan bukan sebaliknya berbuat dulu baru pikir"; atau apakah aktivitas tubuh harus dikendalikan oleh apa yang disebut "Kesadaran" akan kebertubuhan"

Mengapa Pendidikan Seksuasi, berbasis "pikir dulu sebelum berbuat, dan bukan sebaliknya berbuat dulu baru pikir"; mengandung pemahaman basis aktivitas seks adalah harus dikendalikan olah fakultas akal budi, atau nalar, ajar, terusan budi manusia, menjadi hal pokok aktivitasnya.

Maka diskursus Pendidikan Seksuasi, Tanggungjawab Siapa adalah mencerminkan perjuangan ideologis yang lebih luas tentang caranya komunitas politik yang demokratis mendistribusikan tanggung jawab moral dengan rasionalitas berlaku universal menjadi sebuah kebudayaan atau pembisaan hidup. Tanggung jawab pribadi  diilustrasikan oleh kurikulum pendidikan Seksuasi yang hanya berpantang [batas legal formal], sedangkan tanggung jawab sosial menjadi jelas  dalam pendekatan komprehensif holistic dalam tatanan kebangsan atau polis negara.

Pendekatan-pendekatan ini membentuk kerangka kerja integralistik  untuk memahami moralitas yang meminggirkan politik, mengalihkan perhatian dari  asumsi moral di balik distribusi sumber daya jender dalam politik masyarakat.

Tanggung jawab kolektif, artikel ini berpendapat, memberikan moral alternatif  dasar dan perspektif konseptual inklusif yang membawa politik dan kekuasaan dinamika fungsi distribusi dalam suatu komunitas menjadi fokus. Dari kolektif  perspektif, jawaban untuk pertanyaan "tanggung jawab siapa?" kemudian bergeser dari salah satu  individu atau masyarakat baik pada saat yang bersamaan.

[Bersambung................]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun