Apa yang membuat  komputer semakian pintar dan cerdas sebagai seni meniru system otak manusia; Rumelhart dan McClelland pada teks buku jilid pelopor neurocomputing menunjukkan  jawabannya terletak pada arsitektur paralel besar dari pikiran manusia.Â
Mereka menggambarkan teori kognisi baru yang disebut koneksionisme yang menantang gagasan komputasi simbolik yang secara tradisional menjadi pusat perdebatan dalam diskusi teoretis tentang pikiran.
Rumelhart dan McClelland  mengasumsikan pikiran terdiri dari sejumlah besar unit dasar yang terhubung dalam jaringan saraf. Proses mental adalah interaksi antara unit-unit ini yang menggairahkan dan menghambat satu sama lain secara paralel daripada operasi berurutan. Dalam konteks ini, pengetahuan tidak lagi dapat dianggap disimpan dalam struktur lokal; sebaliknya, itu terdiri dari koneksi antara pasangan unit yang didistribusikan di seluruh jaringan.
Buku Rumelhart dan McClelland  pada jilid  atau Volume 1 meletakkan dasar-dasar teori menarik dari pemrosesan paralel ini, sementara jilid atau Volume 2 menerapkannya pada sejumlah masalah spesifik dalam ilmu kognitif dan ilmu saraf, dengan bab-bab yang menggambarkan model aspek persepsi, memori, bahasa, dan pemikiran.
Ide dasar teori pemrosesan informasi adalah  pikiran manusia meniru komputer atau pengolah informasi gagasan behavioris  melalui stimulus atau  menanggapi rangsangan tertentu.
Teori-teori ini menyamakan mekanisme pemikiran dengan komputer, karena ia menerima input, memproses, dan memberikan output. Informasi yang dikumpulkan dari indera (input), disimpan dan diproses oleh otak, dan akhirnya menghasilkan respons perilaku (output).
Teori pemrosesan informasi telah dikembangkan dan diperluas selama bertahun-tahun. Yang paling menonjol dalam permulaan model pemrosesan informasi adalah 'teori tahap' Atkinson dan Shriffin, Â menyajikan metode sekuensial, seperti yang dibahas di atas, dari input-pemrosesan-output. Meskipun berpengaruh, linearitas teori ini mengurangi kompleksitas otak manusia, dan dengan demikian berbagai teori dikembangkan untuk menilai lebih lanjut proses yang melekat.
Mengikuti garis pemikiran ini, Craik dan Lockhart mengeluarkan model 'level pemrosesan. Mereka menekankan  informasi diperluas (diproses) dengan berbagai cara (persepsi, perhatian, pelabelan, dan makna) yang mempengaruhi kemampuan untuk mengakses informasi di kemudian hari. Dengan kata lain, sejauh mana informasi tersebut diuraikan akan mempengaruhi seberapa baik informasi itu dipelajari.
Gagasan ini dengan menambahkan  informasi  lebih mudah diambil jika cara itu diakses mirip dengan cara penyimpanannya. Perkembangan besar berikutnya dalam teori pemrosesan informasi adalah model koneksionis Rumelhart dan McClelland, yang didukung oleh penelitian neuroscience saat ini.Â
Ini menyatakan  informasi disimpan secara bersamaan di berbagai area otak, dan terhubung sebagai jaringan. Jumlah koneksi yang dimiliki oleh sepotong informasi akan mempengaruhi kemudahan pengambilan.
Dalam memori indera, informasi dikumpulkan melalui indera melalui proses yang disebut transduksi. Melalui aktivitas sel reseptor, diubah menjadi bentuk informasi yang dapat diproses otak. Ingatan-ingatan ini, biasanya tidak disadari, bertahan untuk waktu yang sangat singkat, berkisar hingga tiga detik. Indera kita terus-menerus dibombardir dengan banyak informasi.Â