Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Studi Etnografi Abeh Dayak Manyaan Kalteng [1]

23 Juni 2019   16:04 Diperbarui: 23 Juni 2019   20:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini adalah riset Studi Etnografi ["Abeh"] Dayak Manyaan Kalteng [1] di Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.  

Abeh dan Dayu adalah satu kesatuan yang identic dengan sebuah Desa di Kecamatan Karusen Janang, Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Jika dari Banjarmasin kurang lebih 254 Km, atau kurang lebih 19 KM dari  "Pasar Temanggoeng Djaja Karti"  Tamiang Layang 73671.

Riset Studi Etnografi ["Abeh"] Dayak Manyaan Kalteng tentang Eksistensi  Abeh. Abeh adalah  patung perunggu berbentuk manusia lelaki tua yang menempati dalam Tajau atau Guci. Pusaka Dayak ini adalah penjelmaan manusia tanpa raga, tetapi memiliki jiwa abadi  sebagai [Dewa Dayak Manyaan]. 

 Abeh diberikan perayaan ulang tahun setelah panen padi atau  setiap tahun di tiap tanggal 10 bulan Juli.  Abeh memiliki rumah dan ditempatkan dimuka sebelum memasuki Desa berada di sebuah bangunan di sisi jembatan sebelum dayu. Posisi Abeh ada dipertigaan jalan atau simpang tiga antara arah Kandris, Dayu, dan Balawa.

Studi Etnografi [
Studi Etnografi [
Kurang lebih 300 meter ada tugu pertigaan lengkap dengan symbol Kebudayaan Dayak Mandau dan Sumpit. Umumnya upacara tahunan dilakukan dengan mediasi Wadian Kaharingan Dayak dengan memberikan makanan lengkap, ayam, lemang, minuman, kopi gula, dan sesajian lain yang ditentukan oleh penetua Adat atau [pewaris] juru kunci [Abeh]. Abeh sebagai manusia metafisik tanpa raga, memiliki keabadian jiwa [roh].

Abeh adalah manusia leluhur yang pernah ada mengalami moksa dan tidak pernah meninggal dunia selayaknya manusia bisa. Perjalanan moksa terjadi  dengan menghilangkan diri bersama raganya dan meninggalkan jejak menjadi patung kecil berbentuk manusia. Abeh  adalah suluh api [geist] dan penerang jalan kehidupan dayak Manyaan Kalteng dan menjaga kebudayaan dan identitas asal daya purba.

Pada catatan hasil riset ini saya menggunakan 12 narasumber yang sudah saya kumpulkan sejak 27 tahun lalu, dalam catatan melalui ["telekoi" dalam bahasa Indonesia adalah budaya tutur langsung] dari orang tua, dan tokoh masyarakat yang memiliki kompetensi dalam bidang sejarah dan asal muasal Abeh secara lengkap, dan disertai bukti-bukti empirik. Metode ["telekoi"] bukan sekedar ceritra seperti guru atau dosen diruang kelas, tetapi metode ini diperlukan apa yang disebut ["uluyen"] atau bahasa Indonesia sebagai mahar sesaji persembahan dan sejenisnya;

Secara umum agar memperoleh pendasaran dan tafsir Hermeneutika, Semiotika, yang memadai maka saya merumuskan hal-hal sebagai berikut:

Ke [1] saya meminjam pemikiran Hermeneutika Wilhelm Dilthey (1833-1911) yakni cara memahami ["Abeh"] dan cara memahami manusia Dayak Manyaan (memahami dari dalam manusia atau psikologi objek dalam person  dimensi batiniahnya) dengan ikut berpartisipasi.  Riset ini memggunakan pemahaman apa yang disebut ["INNENLEBEN"] dan ["NACHERLEBEN atau dialami kembali) berupa penghayatan batin orang lain), atau ritual wadian dalam  pertukaran simbol. 

Maka studi Studi Etnografi ["Abeh"] Dayak Manyaan Kalteng mendekatkan melalui dua cara [a] ERKLAREN (eksplanasi), fakta empirik, sisi luar proses objektif, fakta fisik, analisis kausal, [b[ VERSTEHEN (Understanding), sisi dalam, fakta mental, berpartisipasi dalam komunitas, dan  life expression. 

Maka Memahami ["Abeh"] Dayak Manyaan adalah wujud Geisteswissenchaften gagasan Dilthey berupa dunia Sosial histroris (masyarakat Dayak Manyaan adalah teks) diubah menjadi dunia konstruksi intelektual akal manusia terjadi sebagai  mengalami objektivitas tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun