Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kant: Critique of Practical Reason [3]

30 Oktober 2018   00:04 Diperbarui: 30 Oktober 2018   01:19 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kant: Critique of Practical Reason [3]

Tiga Buku Masterpiece, magnum opus atau 'great work' karya Immanuel Kants (a) Critique of Pure Reason, (b) Critique of Practical Reason, (c) Critique of Judgment terus dikaji tidak mampu direvisi kekalan pemikirannya.

Kritik Akal Budi Praktis (KABP) atau  ["Critique of Practical Reason"]  memiliki dua bagian, Doktrin Unsur, yang berisi Analitik pada Alasan Praktis Murni dan Dialektika pada Alasan Praktis Murni.

Pada bagian tulisan [3] ini saya membahas tentang "bagian pendahuluan pada teks Critique of Practical Reason atau latar belakang filsafat moral Kant.

Kant pada dua bab ini berfokus pada membandingkan situasi teoritis dan alasan praktis dan karena itu membahas bagaimana Kritik Akal Budi Praktis (KABP) atau  ["Critique of Practical Reason"]  dibandingkan dengan Kritik Akal Budi  Murni (KABM) atau Critique of Pure Reason.

Critique of Pure Reason adalah kritik terhadap pretensi pada alasan teoritis murni untuk mencapai kebenaran metafisis di luar alasan teoritis terapan. Kesimpulannya adalah  alasan teoretis murni harus dikendalikan, karena menghasilkan argumen membingungkan ketika diterapkan di luar lingkupnya.

Namun, Kritik Akal Budi Praktis (KABP) atau  ["Critique of Practical Reason"]  bukanlah kritik atas alasan praktis murni, melainkan pembelaan terhadapnya karena mampu membumi perilaku lebih unggul daripada didasarkan pada penalaran praktis berbasis  keinginan.

Maka pada pretensi alasan praktis yang digunakan;an Kritik Akal Budi Praktis (KABP) atau  ["Critique of Practical Reason"] harus dikekang tetapi dibudidayakan.

Kant mengatakan Kritik pertama (1)  menunjukkan Tuhan, kebebasan, dan keabadian sebagai tidak dapat diketahui. Kritik kedua (2) kebebasan bisa diketahui karena terungkap melalui kekuatan hukum moral. Tuhan dan keabadian tidak, tetapi sekarang (praktis) alasan membutuhkan kepercayaan pada mereka. Seseorang mungkin masih merasa tidak puas, menginginkan, mengatakan, bukti keberadaan Tuhan. 

Kant mengundang lawannya yang tidak puas untuk memberikan bukti. Diskusi tentang kebebasan yang Kant anggap sangat penting, karena para empirisme menganggapnya sebagai hal yang murni psikologis di dunia fenomenal.

Kritik Akal Budi Praktis (KABP) atau  ["Critique of Practical Reason"]  dapat berdiri sendiri pada pendasaran Metafisika Akhlak. Secara khusus, Kant  membahas masalah mengapa tidak terlebih dahulu membahas kebaikan tertinggi dan kemudian mendefinisikan hukum moral dalam hal itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun